PADANG, jurnal-ina.com – Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza meresmikan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Sumatera Barat di Padang, sekaligus mendorong optimalisasi digitalisasi dan konektivitas UMKM pada Senin (28/4/2025.
Acara ini digelar seiring dengan Kick Off Program Juragan UMKM dan Peluncuran Micronect. Wamen UMKM mengatakan saat ini, tingkat adopsi digital UMKM di Indonesia baru mencapai 40%. “Hal ini menunjukkan masih banyak pengusaha UMKM yang belum memanfaatkan teknologi secara optimal di operasional dan pemasaran,” katanya.
Menurutnya, digitalisasi menjadi fondasi penting perluasan pemasaran dan meningkatkan keterhubungan UMKM dalam kemitraan dan rantai pasok. Wamen Helvi mengemukakan, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada tahun 2025 untuk memperkuat sektor ekonomi digital.
Dalam satu tahun ke depan, pemerintah menargetkan sebanyak 20.000 pengusaha mikro akan terhubung melalui kegiatan Workshop Digital Juragan UMKM yang tersebar di 50 titik PLUT bekerjasama dengan marketplace.
“Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian UMKM adalah melalui Workshop Digital Juragan UMKM bekerjasama dengan Tokopedia. Kita lihat bersama, setidaknya terdapat 50 pengusaha mikro yang terlibat dalam workshop ini,” ungkapnya.
Juga dikembangkan satu program yang menjadi bukti bahwa pemerintah terus berupaya menghubungkan pengusaha UMKM dengan usaha besar dalam skema rantai pasok, yaitu Mikronect.
Terintegrasinya Rantai Pasok
Mikronect akan memfasilitasi terbentuknya kemitraan dan terintegrasinya rantai pasok melalui rangkaian kegiatan business matching, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), Perjanjian Kerja Sama (PKS), tindak lanjut berupa Letter of Intent (LoI) hingga Sales Contract (SC).
“Hingga saat ini, tercatat telah terjalin 28 MoU dan 23 LoI antara 5 offtaker dan 20 usaha mikro, dengan potensi transaksi yang mencapai Rp9,44 miliar. Ini adalah capaian awal yang patut kita syukuri dan tentu ke depan akan terus kita dorong agar berkembang dan dapat direplikasi di daerah lain,” ujarnya.
Dalam Mikronect berlangsung penandatanganan PKS dan LoI rantai pasok antara Kelompok Tani Kopi Solok, Koperasi Anduang Perahu Mandiri sebagai aggregator, Coop Coffee sebagai offtaker dan Tanivest sebagai buyer.
Kemudian penandatanganan PKS Business to Government (B to G) antara pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan UKM, dengan Ritel Modern seperti Transmart dan Budiman Swalayan serta Pusat Oleh-oleh Ummi Aufa Hakim.
Selanjutnya, penandatanganan PKS B to G antara Dinas Koperasi dan UKM dengan Garuda Indonesia terkait Promosi Produk UMKM. Dan juga penandatanganan MoU dan LoI Business to Business (B to B) antara 20 pengusaha mikro dengan ritel modern dan pusat oleh-oleh.
Erwin Tambunan
Wamen UMKM Helvi Moraza meninjau salah satu fasilitas seusai meresmikan UPTD dan Pusat Layanan Usaha Terpadu Sumatera Barat di Padang. Foto: Humas KemenUMKM.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com