MAKASSAR, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyatakan kehadiran Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) akan terasa dampak ekonominya secara riil dalam kurun waktu 1-2 tahun setelah pendiriannya. Kopdes/Kel akan menjadi tumpuan hajat hidup seluruh masyarakat desa karena seluruh kebutuhan dasar akan disuplai dan dipenuhi melalui Kopdes/Kel.
Menkop Budi Arie mengatakan ada tiga tahapan utama yang menjadi titik krusial dalam pembentukan Kopdes/Kel. Pertama, adalah pendirian/pembentukan badan hukum atau legalitas koperasi yang ditargetkan sebanyak 80.000 unit Kopdes/selesai hingga Juni 2025.
Kedua, adalah pembangunan dan pengoperasian Kopdes/Kel di seluruh Indonesia. Ketiga, adalah memastikan operasionalisasi Kopdes/Kel dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di desa sehingga angka kemiskinan di desa dapat ditekan.
“Battle ketiga inilah yang paling krusial atau the real battle karena pengelola Kopdes/Kel harus bisa memastikan bagaimana dalam 1 tahun atau 2 tahun keberdaannya berdampak bagi rakyat khususnya di desa-desa,” ujar Menkop pada Rapat Koordinasi Daerah “Percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih Se Provinsi Sulawesi Selatan,” Sabtu (26/4/2025).
Menkop menambahkan saat Kopdes/Kel beroperasi, nantinya semua kebutuhan dasar masyarakat desa seperti sembako, gas LPG, pupuk, obat-obatan, layanan kesehatan hingga logistik akan dipenuhi melalui gerai-gerai yang dikelola dalam satu ekosistem koperasi. Semua pihak khususnya masyarakat desa harus memberi dukungan yang optimal demi kemajuan koperasi tersebut.
“Karena itu saya selalu sampaikan di setiap kesempatan bahwa kita harus bersama-sama untuk ayo kita bangkitkan koperasi. Ini eranya mementum kebangkitan ekonomi rakyat berbasis gotong royong yang namanya adalah koperasi,” sambung Menkop.
Dalam hitung-hitungan kasar, keberadaan Kopdes/Kel diharapkan dapat memberikan keuntungan minimal setahun sekitar Rp1 miliar per desa. Keuntungan inilah yang akan dikelola oleh Kopdes agar manfaatnya dikembalikan kepada masyarakat desa.
Untuk mengoptimalkan fungsi dan tata kelola koperasi yang baik, Budi Arie mendorong agar tingkat partisipasi masyarakat, khususnya perempuan di Kopdes/Kel dapat ditingkatkan. Pasalnya beberapa survei menyatakan satu lembaga ekonomi ketika ditangani oleh perempuan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar.
“Pasti Amanah”
“Saya yakin perempuan manakala diberi amanah pasti koperasi akan maju dan bisa (lebih) mensejahterakan warga. Jadi kalau koperasinya digerakkan perempuan pasti amanah, pasti mantap,” katanya.
Dia memastikan bahwa pemerintah melalui Kementerian Koperasi akan memantau perkembangan kinerja dari setiap Kopdes/Kel di seluruh Indonesia setelah resmi berdiri dan beroperasi. Evaluasi dan monitoring akan terus dilakukan agar tingkat kegagalan Kopdes/Kel dapat ditekan.
“Jadi dalam berapa bulan ke depan, setelah pembangunan, saya mau lihat, Kementerian Koperasi juga akan terus memantau, bahkan kita akan bikin lomba atau sayembara Kopdes/Kel terbaik,” ucapnya.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati Rusdi menegaskan komitmennya untuk memastikan pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih berjalan lancar. Bahkan diharapkan Kopdes/Kel Merah Putih di wilayahnya kelak akan menjadi yang terbaik dan menjadi contoh bagi koperasi-koperasi di Indonesia.
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan memastikan akan secara aktif membantu pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih di wilayahnya. Koordinasi dan sinergi yang intens akan terus dilakukan dengan pemerintah pusat dan pemerintah di tingkat desa/kelurahan.
“Kami sangat mendukung upaya percepatan untuk mewujudkan pembentukan koperasi Merah Putih ini dan mewujudkan program Asta Cita Bapak Presiden Republik Indonesia,” tukas Fatmawati.
Mulia Ginting – Erwin Tambunan
“Kementerian Koperasi juga akan terus memantau, bahkan kita akan bikin lomba atau sayembara Kopdes/Kel terbaik,” ucap Menkop Budi Arie Setiadi. Foto: Humas Kemenkop.