Catatan Sepakbola
Putaran Final Piala Asia
M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior
Jurnal-ina.com – GARUDA MUDA U17 Indonesia mengakhiri babak Grup C putaran final Piala Asia dan kualifilasi Piala Dunia 2025, membekuk Afghanistan 2-0, Jumat (11/4/2024) dini hari. Meski menang dan menyapu bersih semua lawannya, namun Putu Panji dan kawan-kawan jangan senang berlebihan.
Setelah menunggu sangat lama, akhirnya ada juga tim nasional kita yang turun di turnamen resmi, dengan hasil luar biasa. Maklum, sejak Desember 1979 sebagai wartawan sepakbola, saya lebih banyak memperoleh kecewa ketimbang rasa senang.
Meski demikian, tak sedikit pun rasa hormat dan kagum saya pada para pejuang sepakbola kita itu berkurang. Hingga kini persahabatan saya dengan Rully Neere, Bambang Nurdiansyah, Herry Kiswanto, Robby Darwis, Aji Ridwan Mas, Patar Tambunan dan yang lainnya masih terus terjalin dengan baik. Begitu juga dengan para pelatih, M. Basri, Sartono Anwar, hingga Bima Sakti dan Indra Sjafri, rasa hormat saya tetap terjaga.
Jadi, jika saya menempatkan timnas U17 dan Nova Arianto, begitu istimewa, tidak berarti rasa kagum dan hormat saya pada para pendahulu berkurang, sama sekali tidak. Nova dan Garuda Muda U17 melahirkan harapan tentang sepakbola kita ke depan. Ada semacam sinar yang terang di balik awan hitam.
Saya dan kita pasti lupa, ternyata Nova, Putu Panji dan kawan-kawan, bukanlah yang pertama hadir di Piala Dunia kelompok umur. Bima Sakti, Arkhan Kaka dan kawan-kawanlah yang pertama.
Mereka turun di Piala Dunia U17 yang dimainkan di Indonesia. Event ini menggantikan U20 yang sebelumnya sudah diputuskan FIFA, namun karena ada masalah politik praktis, menolak Israel, FIFA mencabutnya. Tapi menggantinya dengan U17.
Di turnamen itu, Arkhan dkk memetik dua kali draw. Melawan Ekuador 1-1 (10/11/2023), hasil yang sama 1-1 (13/112023) saat bertemu Panama, dan kalah 1-3 dari Maroko (16/11/2023).
Beda
Di laga terakhir Grup C yang dimainkan di Stadion Prince Abdullah Al-Faisal, Jeddah, Arab Saudi, tengah malam waktu Indonesia, Nova tidak menurunkan pemain-pemain utamanya. Namun setelah lebih dari separuh babak tim mengalami kesulitan, Nova kembali memasukkan beberapa pemain utamanya.
Sekali lagi, warisan Shin Tae-yong (Korea Selatan) terasa sekali dalam pola bertahan. Afghanistan yang turun sesungguhnya bukan tim yang mudah dikalahkan. Beberapa kali gawang Dafa L-Gasemi terancam.
Beruntung, kiper Dewa United U20 kelahiran Purwakarta (12/2/2008) itu tampil cemerlang. Hebatnya, Dafa hampir selalu on position, maka dia tidak terlalu repot untuk mementahkan gempuran lawan. Bola seolah-olah menuju ke dirinya bukan ke sisi gawang yang lain.
Dari sembilan bekal kiper yang baik, sedikitnya lebih dari separuh sudah dipenuhi Dafa. Paling menonjol, bahasa kerennya the ball to read the direction of the ball Dafa mampu membaca arah bola dengan baik. Hal ini melukiskan bahwa bakatnya sangat luar biasa.
Tak heran, dari tujuh penampilan resminya di tim nasional (timnas) U17, sejak kualifikasi hingga putaran final Piala Asia dan kualifikasi Piala Dunia U17, 2025, Dafa baru satu kali kebobolan saat Indonesia melawan Yaman. Selain Putu Panji, kapten sekaligus palang pintu pertahanan timnas bersama Matthew Baker dan kawan-kawan sangat solid, Dafa sendiri memiliki kelebihan yang menjanjikan.
Indonesia masih harus menunggu laga grup D. Tiga negara Tajikistan, Korut dan Oman saling berlomba. Ketiganya masing-masing mengan 1 kali: Tajikistan menang atas Oman 2-1, Korut menghajar Tajikistan 3-1, Oman menang 3-2 atas Iran. Dan laga terakhir hari ini Oman vs Korut dan Tajikistan vs Iran.
Di atas kertas Tajikistan mampu mengalahkan Iran, sementara jika Oman menang atas Korut, maka Tajikistan akan menjadi juara Grup D, meski sama poinnya dengan Tajikistan, namun Oman kalah dalam laga awalnya. Sebaliknya, jika Korut yang menang, maka Korut-lah yang akan menjadi juara grupnya karena Oman kalah telak dari pasukan Kim Jong-un itu.
Siapa pun yang akan dihadapi Garuda Muda, Nova harus siap. Putu Panji dan kawan-kawan juga harus bisa tampil secemerlang laga kualifikasi. Jika semua siap, maka saya berpikir inilah saatnya sepakbola melompok umur kita berbicara di tingkat Asia dan dunia.
Bravo sepakbola Indonesia…
M.Nigara
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com