M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior
Jurnal-ina.com – ANTI KLIMAKS. Putu Panji dan kawan-kawan, rontok di tangan Korea Utara, dalam laga perempat final Piala Asia, 2025, di Jeddah, Arab Saudi, Senin (14/4/25) malam. Bukan hanya kalah skor, Garuda Muda asuhan Nova Arianto, sungguh tampil berbeda jauh ketika mereka sukses di babak grup C.
Pola pertahanan lungsuran Shin Tae-yong dan counter attack yang sukses pada laga di grup C, sama sekali tak terlihat. Anak-anak seperti kehilangan segalanya setelah tertinggal 0-2 dalam 20 menit pertama. Lebih parah lagi, mereka sungguh-sungguh menjadi tim yang berbeda. Tak heran, Korut dengan mudah menambah 4 gol hingga akhirnya kita kalah 0-6.
Sedih dan kecewa, sudah pasti. Tapi, dunia belum kiamat. Jangan benamkan diri terlalu dalam. Betul perlu melakukan evaluasi, tetapi jangan terlalu lama menyesalinya, putaran Piala Dunia U17 sudah di depan mata.
Timnas senior kita di kualifikasi Piala Dunia 2026 saja bisa bangkit. Hanya berselang tiga hari setelah dibantai Australia 5-1, mereka bangkit dan menang 1-0 atas Bahrain. Sekedar mengingatkan, Brasil, juara dunia lima kali saja pernah kalah telak 1-7 dari Jerman di semifinal Piala Dunia 2014. Brasil lebih ngeri, kalah di rumah sendiri.
Jadi, jangan patah semamgat. Kita, para pendukung tim nasional, juga jangan kendor. Kita harus terus memberi dukungan dan kepercayaan. Bahwa ada rasa kecewa, bahkan mungkin marah, itu wajar. Hanya saja, kita harus segera mengubahnya menjadi dukungan yang lebih besar lagi.
Bagi Putu Panji, Revandra, Gholy, Alberto, Baker dan lain-lain segera bangkit. Kekalahan menyakitkan itu harus jadi tantangan bukan jadi beban. Tidak boleh dilupakan, tapi harus segera ditanggalkan.
Perbaiki Segala Kekurangan
Untuk Nova, hal ini juga berlaku. Jangan patah arang, bangkit dan segera perbaiki segala kekurangan. Jadikanlah ini proses untuk kebangkitan. Jangan lupa, Piala Dunia 2025 sudah ada di depan mata.
Salah satu yang saya amati, kepercayaan diri bak hilang. Berbeda dengan tiga laga sebelumnya, bukan karena hasilnya yang memang juga berbeda, tapi lebih pada ketenangan dan kegembiraan saat bermain.
Di laga, saat menghadapi Korsel, Panji dan kawan-kawan masih bisa tersenyum saat memainkan bola. Bahkan, ketika lebih dari 75 menit ditekan Afghanistan, Baker dkk, tetap tenang. Nah, ketika digedor Korut, khususnya setelah tertinggal dua gol, semua berubah total.
Seperti di tim-timnas sebelumnya, ketika kepercayaan diri hilang, maka segala kemampuan lenyap. Nah, saatnya phsycolog diturunkan. Dibutuhkan asupan yang konkret agar kepercayaan diri anak-anak bisa tampil kembali. Terpenting, dunia belum kiamat..
Ingat surah ke-94, AlQuran, Al-Insyirah:
Fa inna ma’al-‘usri yusra. (5) Inna ma’al-‘usri yusra. (6)
Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Ayat 5)
Artinya: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Ayat 6)
Bangkit, bangkit dan bangkit….
M.Nigara
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com