GARUT, jurnal-ina.com – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyebut bahwa keberadaan gedung Piazza Firenze Garut, Jawa Barat yang merupakan wadah branding produk kulit khas Garut, bukan sekedar mengembangkan bisnis, tapi bisa juga untuk mengembangkan community development hingga pemberdayaan masyarakat melalui koperasi
“Piazza Firenze Garut bukan sekedar tempat bisnis, tetapi juga menjadi katalisator bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat Garut, khususnya melalui koperasi,” kata Wamenkop, usai menghadiri Grand Opening Piazza Firenze Garut, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).
Acara dihadiri Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, anggota Komisi VI DPR RI Rieke Dyah Pitaloka dan Bupati Garut periode 2014-2024 Rudy Gunawan.
Wamenkop yakin dengan adanya tempat seperti ini para pelaku koperasi di Garut akan semakin terdorong untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya. Sehingga, mereka dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Dalam catatan Wamenkop, dari total 70.000 ton produk kulit nasional, 25% merupakan produk dari Garut. Ada sekitar 284 industri penyamakan kulit dan 380 industri non penyamakan (koperasi- koperasi) serta melibatkan lebih dari satu juta orang yang bekerja di industri kulit di Garut.
“Oleh karena itu, Kemenkop akan berikan bantuan alat pengolahan limbah di industri kulit ini. Karena, soal limbah ini sudah menjadi isu strategis di luar negeri. Tujuannya, agar produk kulit kita bisa diterima pasar internasional. Dan kita sudah menemukan teknologinya berharga murah,” jelas Ferry.
Wamenkop juga mendorong Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM (LPDB-KUMKM) untuk memberi perkuatan permodalan bagi Koperasi Artisan Kulit Indonesia sebagai pengelola gedung Piazza Firenze, guna meningkatkan kualitas produk kulitnya.
“Kemenkop mendapat tambahan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk dikelola LPDB-KUMKM untuk mengembangkan koperasi-koperasi produktif di sektor riil, salah satunya adalah Koperasi Artisan Kulit Indonesia,” tutur Wamenkop.
Eco-Tourism City
Ketua Koperasi Artisan Kulit Indonesia Poppy Dharsono menegaskan bahwa langkahnya tidak hanya berhenti pada perbaikan kualitas produk, tapi juga memiliki visi untuk mengangkat Garut sebagai destinasi eco-tourism city.
Untuk itu, Poppy berharap dukungan para tokoh nasional dan pegiat industri kreatif untuk membangun kembali citra Garut, seperti yang pernah terjadi satu abad lalu saat Garut dikenal sebagai salah satu destinasi favorit selebriti internasional, seperti Charlie Chaplin.
Untuk memperkuat pondasi desain di Piazza Firenze Garut, lanjut Poppy, beberapa perancang kelas dunia juga diundang untuk berikan pelatihan. Salah satunya adalah Christian, seorang desainer asal Prancis yang pernah bekerja di Hermes dan kini tinggal di Bali.
Kehadirannya diharapkan dapat membimbing para pengrajin lokal untuk menghasilkan produk kulit yang lebih berkualitas dan memiliki ciri khas tersendiri. Ada juga seorang konsultan yang pernah bekerja di Gucci selama 15 tahun, Rebecca, datang ke Garut untuk berbagi ilmunya dengan para artisan.
Rebecca dikenal sebagai sosok yang pertama kali merekrut Tom Ford ke Gucci dan pengalamannya dianggap berharga untuk membimbing para pengrajin Garut agar siap bersaing di level internasional.
“Piazza Firenze Garut juga menyediakan workshop di lantai dua, tempat di mana pengunjung bisa melihat langsung proses produksi kerajinan kulit,” urai Poppy.
Di tempat ini juga akan digelar berbagai kegiatan edukatif yang tidak hanya ditujukan untuk pengunjung dewasa, tetapi juga untuk anak-anak sekolah agar mereka lebih mengenal dan mencintai kerajinan kulit sejak dini.
“Berkat sinergi Yayasan Poppy Dharsono, Korem 62 Tarumanagara dan Spinindo Group, Piazza Firenze Garut menjadi langkah nyata dalam membangun ekonomi Garut,” ujar Poppy.
Erwin Tambunan
Peragawati melenggang dengan pakaian kulit khas Garut, Jawa Barat yang menandakan daerah itu siap dengan produk kulitnya. Foto: Humas KemenKop.