JAKARTA, jurnal-ina.com -Upaya mendorong kontribusi ekonomi syariah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, Universitas Paramadina bersama INDEF dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar diskusi bertema “Outlook Ekonomi Syariah 2025”.
Diskusi yang diselenggarakan secara daring Jum’at (27/12/2024) ini menghadirkan para pakar di bidang ekonomi dan keuangan syariah yang memberi pandangan dan solusi strategis untuk mengoptimalkan peran ekonomi syariah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% di masa mendatang.
Dr. Handi Risza Idris dan Wakil Rektor Universitas Paramadina, menyoroti pentingnya inovasi dan penguatan sektor ekonomi syariah agar mampu menjadi pendorong utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
“Melalui industrialisasi, pembangunan pusat pertumbuhan baru, ekonomi kreatif dan peningkatan sumber daya manusia, ekonomi syariah diharapkan mampu menciptakan sumber pertumbuhan baru,” ujar Dr. Handi yang juga Wakil Kepala CSED.
Sementara itu, Prof. Murniati Mukhlisin, memaparkan optimisme atas pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. “Dengan inflasi yang terkendali dan tingkat pengangguran yang stabil, ekonomi syariah dapat menjadi penopang utama dalam menciptakan keseimbangan ekonomi melalui peran aktif pada sektor-sektor produktif,” katanya.
Prof. Nur Hidayah, menggarisbawahi perlunya optimalisasi sektor halal dan pembelajaran dari negara tetangga seperti Malaysia.
“Malaysia Mencapai 42%”
“Market share perbankan syariah Indonesia masih 7,38% dibandingkan Malaysia yang mencapai 42%. Selain itu, sektor makanan, kosmetik dan pariwisata halal masih memiliki potensi besar untuk digarap secara maksimal,” jelas Kepala CSED INDEF ini.
Kemudian, Dr. Abdul Hakam Naja, CSED INDEF menekankan pentingnya digitalisasi perbankan syariah dan penguatan UMKM. Menurutnya, pendirian bank emas (bullion bank) dan penerapan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance) dalam bisnis adalah langkah inovatif yang sejalan dengan maqashid syariah.
Melengkapi diskusi, Dr. Rahmat Mulyana menyampaikan strategi pengelolaan fiskal Islami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Dia menekankan perlunya reformasi penerimaan negara, optimalisasi wakaf produktif dan penguatan pembiayaan berbasis syariah sebagai solusi atas berbagai tantangan fiskal.
UP – Endot Brilliantono
Kepala CSED INDEF Prof. Nur Hidayah (kanan bawah), “Market share perbankan syariah Indonesia masih 7,38% dibandingkan Malaysia yang mencapai 42%. Foto: UP.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com