Pendirian Forum Kemandirian Siber Indonesia
JAKARTA, jurnal-ina.com – Awalnya, Formasi, singkatan dari Forum Keamanan Siber dan Informasi dibentuk sebagai komunitas informal warganet Indonesia yang peduli akan kemandirian, kedaulatan dan kemajuan bangsa Indonesia di bidang keamanan siber dan informasi.
Formasi berbentuk grup diskusi di aplikasi Palapa–aplikasi percakapan multi platform karya anak negeri. Formasi adalah hasil peleburan Komunitas Keamanan Informasi (KKI) dan Forum XecureIT di tahun 2013, dengan tujuan berbagi informasi dan berdiskusi topik-topik terkait keamanan siber dan informasi untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Peleburan ini juga bermaksud menyatukan seluruh pemangku kepentingan untuk bersama menghadapi berbagai tantangan yang ada secara holistik, di mana salah satu upaya strategisnya adalah dengan mengembangkan budaya keamanan siber dan informasi.
Hal inilah yang mendasari pendirian Formasi sebagai satu organisasi resmi yang memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pada hari Senin, 28 Oktober 2024, di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta.
Perlu keselarasan antara pola pikir, perkataan, perilaku dan keputusan strategis yang berujung pada kedaulatan Indonesia di ranah siber dan keamanan nasional. Perlu peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan budaya keamanan siber dan informasi, dimulai dari pejabat negara dan pimpinan pemerintahan dalam mengembangkan budaya keamanan informasi secara khusus di ranah siber.
“Evolusi akan kalah melawan revolusi. Sehingga dibutuhkan strategi terintegrasi, langkah taktis dan operasi yang terstruktur, sistemik dan masif agar bangsa kita mampu mewujudkan kedaulatan di ranah siber, merevolusi budaya keamanan siber dan informasi di tengah revolusi industri dan masyarakat yang terjadi saat ini,” papar Pendiri dan Ketua Formasi, Gildas Deograt Lumy.
Lebih Kompleks
Eksistensi Formasi disambut baik oleh beberapa pihak. Di antaranya “Cyber space adalah keniscayaan yang harus disikapi oleh negara dan masyarakat dalam bentuk kewaspadaan terhadap tantangan baru yang lebih kompleks di dunia maya.
“Kehadiran Formasi akan sangat bermanfaat melakukan literasi digital dan upaya-upaya pembangunan cyber security di Indonesia,” Komjen Pol. (Purn) Arief Sulistyanto, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) dan Kepala Baharkam Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri.
“Keamanan siber bukan hanya soal lembaga atau teknologi, tetapi juga tentang ekosistem dan sumber daya manusia yang kompeten. Sayangnya, kondisi SDM keamanan siber di Indonesia masih memprihatinkan. Namun, saya tetap optimis bahwa dengan upaya bersama dan akses pendidikan yang terbuka seperti kursus online gratis yang telah diinisiasi, kita dapat meningkatkan kualitas SDM dan mencapai kemandirian di bidang keamanan siber. Mari kita wujudkan visi Indonesia yang aman dan nyaman di dunia maya,” ujar Onno W. Purbo, pakar cyber security, penerima Postel Award 2020.
“Saya menyambut hadirnya Formasi sebagai bentuk partisipasi organik warga yang peduli akan kedaulatan dan kemandirian di ranah siber. Formasi akan menjadi mitra strategis BSSN menjaga dan meningkatkan keamanan siber nasional,” tukas Mayor Jenderal TNI Dominggus Pakel, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi (BSSN).
Acara pendirian Formasi ditandai dengan pembacaan naskah Sumpah Pemuda dan Kedaulatan Siber di satu ruangan di Museum Sumpah Pemuda, di mana Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 diserukan.
HS
Para pendiri Formasi berfoto bersama seusai organisasi itu dideklarasikan. Foto: HS.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com