TANGERANG SELATAN, jurnal-ina.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) merilis 7 buku serial bertajuk Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM yang mengulas dan mengupas beragam strategi yang sudah digulirkan KemenKopUKM dalam perkuatan koperasi dan UMKM di Indonesia.
Tujuh buku tersebut mencakup buku 1 yang merupakan ringkasan dari seluruh program KemenKopUKM selama lima tahun. Di dalamnya, ada latar belakang di balik semua inovasi yang dilakukan KemenkopUKM 2019-2024 dalam upaya memodernisasi koperasi dan meningkatkan daya saing UMKM.
Buku 2 mengupas tentang Rumah Produksi Bersama dan Minyak Makan Merah. Buku 3 mengupas korporatisasi petani dan Koperasi Multi Pihak membahas bagaimana upaya KemenKopUKM meningkatkan produktivitas pertanian. Petani-petani kecil berkonsolidasi dalam koperasi akan skala usaha tercapai.
Buku 4, mengupas transformasi pembiayaan UMKM. Buku 5 menyangkut program Solusi Nelayan atau Solar Untuk Koperasi (Solusi). Buku 6 menjabarkan Entrepreneur Hub dan Digitalisasi, hingga embrio pengembangan Start Up. Sementara Buku 7, berisi reformasi BLU (LPDB-KUMKM dan Smesco Indonesia).
“Ada harapan akan keberlanjutan dari satu program, serta upaya perbaikan ke depannya. Salah satu ikhtiar yang KemenkopUKM lakukan adalah menerbitkan 7 buku yang kami dedikasikan untuk membangun awareness kita semua akan pentingnya koperasi dan UMKM dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan,” ucap Plh. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Ahmad Zabadi pada Forum Tematis Bakohumas Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dengan tema Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM di Tangerang Selatan, Rabu (25/9).
Zabadi juga merujuk hal ini sebagai amanah dari UUD 1945. Bahkan, dari latar belakang empirik yang menjadi sangat relevan karena ekonomi Indonesia ditopang lebih 99 % oleh UMKM yang didominasi usaha mikro serta menjadi penyedia lapangan kerja hingga 97%.
“Di sini, koperasi bisa berperan saat mengkonsolidasi dan mengagregasi pelaku-pelaku usaha mikro dan kecil. Sehingga, mereka bisa memiliki skala usaha yang bisa lebih kompetitif,” ujar Zabadi.
Zabadi juga melihat adanya komitmen dari Presiden Terpilih untuk meningkatkan peran koperasi dan UMKM dalam membangun perekonomian, di dalamnya mencakup ketahanan pangan, hilirisasi komoditas unggulan dan sebagainya. “Saya berharap buku ini bisa menjadi referensi bagi pemerintahan selanjutnya dalam keberlanjutan program. Karena, buku ini memang disiapkan dengan sungguh-sungguh agar enak dibaca dan perlu,” kata Zabadi.
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari menambahkan bahwa inti dari 7 buku ini adalah konsolidasi, agregasi, dan transformasi. “Ke depan, UMKM tidak lagi hanya menjadi penyelamat di saat krisis ekonomi. Harus lebih dari itu, yaitu UMKM naik kelas,” terang Fiki.
Dijabarkan, kata kunci yang penting dalam buku ini yaitu ada konsolidasi, ada proses agregasi, bisnis model, UMKM produksi, produsen, koperasi di sektor riil, koperasi multi pihak, koperasi modern, digitalisasi, kemitraan dengan rantai pasok dan rantai nilai global, UMKM ekspor, hingga memastikan supply demand dari produksi dan pasar atau offtaker.
“Dengan begitu, UMKM kita akan terbantu dari sisi skala ekonomi, kapasitas dan kualitas produksi, sampai dengan multi-akses,” tutur Fiki.
Harapannya, buku ini bisa menghadirkan koperasi dan UMKM yang berkualitas, sesuai perkembangan zaman, sesuai dengan kebutuhan pasar terkini. Sehingga, Koperasi dan UMKM bisa benar-benar menjadi tulang-punggung perekonomian bangsa, tidak hanya di saat krisis.
Menurut Fiki, buku ini dibuat sepopuler mungkin, mudah dibaca, desain menarik, hingga banyak infografis yang diharapkan bisa menjadi referensi. Bukan hanya untuk pemerintahan, dinas-dinas di daerah, tapi juga bisa menjadi referensi di kelas-kelas dan kampus-kampus terkait dengan mata kuliah UMKM, koperasi, kewirausahaan hingga ekonomi digital.
Bahkan, buku ini bisa dibahas sampai ke komunitas-komunitas, kampus, lembaga inkubator hingga para pelaku usaha. “Buku ini sebenarnya sebuah potret apa yang sudah dilakukan dan diinisiasi selama lima tahun ini,” ucap Fiki.
Terkait sosialisasi buku ke publik, Fiki menjelaskan, akan ada rangkaian bedah buku yang diinisiasi KemenkopUKM. Dimana per buku akan ada pendalaman dari masing-masing Satker di KemenkopUKM. Juga akan kerja sama dengan dinas-dinas di daerah, hingga menyelenggarakan lomba resensi buku untuk kalangan umum dan jurnalis.
“Tujuannya, agar buku ini dibaca lebih banyak kalangan. Langkah lain, kami sudah siapkan konten-konten menarik di media sosial,” kata Fiki.
Untuk mengkomunikasikan hajat besar tersebut, Fiki merujuk langkah dengan menggelar acara Bedah Buku di kampus-kampus (perguruan tinggi), hingga ke banyak kalangan di berbagai platform.
“Buku ini berisi sharing pemikiran dan diskursus. Jangan sampai buku ini hanya sampai di perpustakaan, tapi harus menjadi sebuah referensi dalam pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia,” ungkap Fiki.
Referensi Pengembangan
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo) Dr. Prabunindya Revta Revolusi berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak yang terlibat dalam pengembangan Koperasi dan UMKM di Indonesia.
“Melalui Forum Tematis Bakohumas ini, kita berharap dapat menyosialisasikan langkah-langkah yang telah dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada,” kata Prabu yang juga Ketum Bakohumas.
Oleh karena itu, Prabu menyebutkan perlunya mendukung kampanye ini dengan melaksanakan beberapa strategi komunikasi. Pertama, memanfaatkan media sosial instansi anggota Bakohumas secara optimal dengan kampanye hashtag yang menarik, serta konten edukatif yang relevan dan inspiratif.
Kedua, bekerjasama dengan influencer yang memiliki pengaruh besar di kalangan UMKM untuk meningkatkan jangkauan pesan. Ketiga, membuka kerjasama dan relasi media dengan media lokal untuk menjangkau UMKM di daerah-daerah.
Prabu pun mengajak seluruh stakeholder untuk membagikan ide-ide inovatif, pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan usaha. Juga, secara bersama-sama menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan Koperasi dan UMKM di Indonesia. “Dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat dari seluruh anggota Bakohumas, saya yakin kita dapat membawa sektor Koperasi dan UMKM menuju masa depan yang lebih cerah,” Prabu mengingatkan.
Erwin Tambunan
Ahmad Zabadi (dua dari kanan) bersama Fiki Satari pada Forum Tematis Bakohumas Kementerian Koperasi dan UKM bertema Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM. Foto: KemenKopUKM.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com