VIENTIANE, jurnal-ina.com – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) mempresentasikan berbagai praktek unggulan yang telah diterapkan Pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan bisnis inklusif pada The Seventh Inclusive Business Forum 2024 yang berlangsung di Vientiane, Laos.
Sebagai focal point pengembangan bisnis inklusif di Indonesia, KemenKopUKM berperan strategis menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas internasional untuk memastikan keberlanjutan program-program yang mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM).
Dalam sesi High-Level Panel on Promoting Inclusive Business in ASEAN, Kepala Biro Manajemen Kinerja, Organisasi dan SDM Aparatur KemenKopUKM, Koko Haryono, memaparkan sejumlah langkah yang telah diambil Indonesia untuk mendukung pengembangan bisnis inklusif. Beberapa di antaranya mencakup program Rumah Produksi Bersama (RPB), kemitraan antara UMKM dan perusahaan besar, pendanaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta pelatihan dan pendampingan bagi wirausaha sosial.
“Langkah-langkah ini kami lakukan untuk memastikan bahwa UMKM dapat berkontribusi secara aktif dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs),” kata Koko Haryono, dalam keterangan resminya, Selasa (24/9/2024).
The Seventh Inclusive Business Forum 2024 diselenggarakan dengan tujuan mengeksplorasi upaya-upaya konkret mempromosikan bisnis inklusif di kawasan ASEAN. Forum ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu sesi dialog untuk berbagi pengetahuan dan praktek terbaik, serta lokakarya yang memberikan wawasan dan instrumen praktis bagi UMKM meningkatkan dampak sosial mereka.
“Pengakuan Formal”
“Kami berharap pengakuan formal terhadap wirausaha sosial dapat memperluas peluang kerjasama dan akses pendanaan dari berbagai pihak, termasuk para pemangku kepentingan yang berfokus pada pencapaian SDGs,” lanjut Koko.
Pada forum tersebut, salah satu UMKM unggulan Indonesia, Java Halu, berhasil meraih penghargaan atas keberhasilan mereka menerapkan konsep Inclusive Business. Java Halu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi komunitas petani kopi di sekitar Gunung Halu dan Gunung Tilu, Kabupaten Bandung Barat.
“Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari dukungan seluruh negara ASEAN yang hadir, serta mitra pembangunan lainnya. Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dari Indonesia atas dukungan besar ini,” tutup Koko.
Erwin Tambunan
Kepala Biro Manajemen Kinerja, Organisasi dan SDM Aparatur KemenKopUKM, Koko Haryono (dua dari kanan) berbicara di The Seventh Inclusive Business Forum 2024. Foto: KemenKopUKM.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com