SUBANG, jurnal-ina.com – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim dorong perluasan akses permodalan koperasi produsen, salah satunya Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (GLB) di Subang, Jawa Barat yang mengelola usaha kopi.
SesKemenKopUKM pada saat kunjungan ke Koperasi Produsen GLB di Desa Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengatakan koperasi produsen sangat penting untuk mendapatkan perluasan akses permodalan agar dapat meningkatkan skala usahanya.
Apalagi koperasi yang mengelola komoditas kopi yang disebut Arif memiliki potensi luar biasa untuk terus dikembangkan karena memiliki jaminan kepastian pasar di dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, bermitra dengan Koperasi Produsen GLB adalah sesuatu simbiosis mutualisme.
Koperasi Produsen GLB merupakan koperasi Primer Nasional yang fokus pada usaha budidaya kopi jenis Arabika dan Robusta yang sudah berhasil mengekspor kopi secara langsung ke beberapa negara (tanpa perantara) seperti Arab Saudi, Mesir, Lebanon dan Amerika Serikat.
Koperasi ini berdiri sejak 2016 dan memiliki sekitar 800 anggota dengan total lahan kopi mencapai 1.200 hektar dan sawah 300 hektar. Sayangnya koperasi ini sempat mengalami kendala permodalan.
“Ini koperasi yang sangat potensial, bahkan sudah punya gudang yang dikelola dengan cara resi gudang, namun ada kendala pada permodalan padahal permintaan pasarnya besar,” kata Arif, Minggu (4/8/2024).
Arif menjelaskan, Koperasi Produsen GLB saat ini bukan hanya mengelola perkebunan sendiri dari anggota-anggotanya, namun juga sebagai aggregator di perkebunan yang ada Jawa Barat yang memiliki luas sekitar 200 hektar.
“Ke depan akan ditambah lagi sebesar 50 hektar, maka dari itu kami hari ini mengajak para investor untuk terlibat membangun kemitraan dengan Koperasi Produsen GLB,” ujar Arif.
Arif mengatakan bahwa semua orang berkesempatan bermitra dengan Koperasi Produsen GLB. “Semua orang bisa jadi investor,” tukasnya.
Menyambut Baik
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Rahmat Samulo menyambut baik inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM).
“Saya secara pribadi melihat ini sangat prospektif untuk investasi dan juga memberdayakan masyarakat di sini agar lebih maju karena komoditasnya ada, pasarnya juga sudah ada,” tutur Rahmat.
Ketua Koperasi Produsen GLB Miftahudin Shaf mengapresiasi berbagai kebijakan dan dukungan dari KemenKopUKM terhadap pengembangan koperasi dalam menjalankan usaha, khususnya untuk Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah.
“Alhamdulillah, ini bagus sekali untuk prospek anggota kita terutama untuk mengatasi kendala saat ini terkait permodalan guna penambahan kebun agar mencapai target satu orang (petani) minimal menguasai 3 hektar supaya masuk ke skala ekonomi,” terang Miftah.
Hitungannya, dengan investasi sebesar Rp65 juta per hektar, sudah termasuk biaya bibit, penanaman, perawatan, hingga panen. “Ini akan menghasilkan saat memasuki usia 2 tahun dan di tahun ketiga modal sudah bisa kembali,” lanjut Miftahudin.
Memasuki tahun ketiga, kata Miftahudin, akan masuk tahap profit revenue sharing sebesar 30:70 untuk investor. “Tiap tahun, harga kopi selalu meningkat, tak pernah ada kata turun,” urai Miftahudin.
Apalagi, Koperasi Produsen GLB sudah memiliki mitra Offtaker di Mesir (Alpostan Company), Arab Saudi (Al-Sahabh Trading Company dan Abdul Wahid Trading Co), Lebanon (Arc Build/Ghaleb K Faour) serta Indonesia (PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sulotco Jaya Abadi dan Mayora).
Erwin Tambunan
Pekerja sedang memilah biji kopi berkualitas terbaik yang diproduksi Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (GLB) di Subang, Jawa Barat. Foto: KemenKopUKM.
