TULUNGAGUNG, jurnal-ina.com – Menindaklanjuti hasil rapat kerja Induk Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) pada 20 – 21 Januari 2024 di Yogyakarta, Pusat BTM Jawa Timur yang merupakan koperasi sekunder kumpulan dari BTM – BTM Primer di seluruh Jawa Timur langsung mengadakan koordinasi sebagai penguatan jaringan. Hal ini tak lepas berbagai dinamika pengembangan internal BTM di Jawa Timur dan eksternal, terutama adanya regulasi microfinance baru serta menyikapi dampak terjadinya kegagalan koperasi syariah lainnya akibat adanya fraud dan krisis likuiditas.
Untuk itu menurut Ketua Pusat BTM Jawa Timur Agus Lukman Hidayat perlu disikapi dengan cara penguatan tata kelola manajemen, standarisasi operasional prosedur (SOP), terjaganya likuiditas yang sehat dan kepatuhan yang kuat.
“Maka dengan banyaknya jumlah microfinance Muhammadiyah bernama BTM yang hampir nyaris ada di setiap kabupaten di provinsi Jawa Timur harus di tata ulang dengan baik. Sehigga peran Pusat BTM Jawa Timur mampu menjadi APEX BTM yang memiliki peran strategis dalam kemandirian microfinance Muhammadiyah,” kata Agus di Rapat Koordinasi & Focus Discussion Group (FGD) yang diselenggarakan oleh Induk BTM bersama Pusat BTM Jawa Timur kemarin Kamis (29/5/2024) di Hall Baskara BTM Surya Madinah – Tulungagung Jawa Timur.
Dengan kehadiran Pusat BTM Jawa Timur sebagai APEX Syariah—maka akan meniru yang telah dilakukan oleh Pusat BTM Jawa Tengah. Di mana perannya selama ini adalah lender of last resort sebagai penyedia likuiditas, supervisi pengawasan, regulasi, pengembagan sumber daya insani dan integrasi IT.
Keberadaan Pusat BTM sebagai APEX Syariah, ujar Ketua Induk BTM Achmad Su’ud akan menjadikan kemandirian BTM semakin kuat, mampu mengimplementasikan bisnis jejaring secara closed loop economy Muhammadiyah dan menjauhkan BTM primer dari krisis likuiditas. Untuk itu dia berharap dengan adanya rapat koordinasi & FGD BTM se Jawa Timur peran dari Pusat BTM segera diwujudkan.
“Insyaallah kami dari Induk BTM akan setia membantu pendampingan kepada Pusat BTM Jawa Tengah dan berharap pertemuan ini terus berlanjut agar jaringan BTM Jawa Timur paham, betapa strategis BTM untuk mendorong pengembangan ekonomi di Persyarikatan,” imbuhnya.
KB Bukopin Syariah Mendukung
Sementara Pimpinan Cabang Surabaya Bank KB Bukopin Syariah (BS) Andika Pradytia Darmawan, mengapresiasi terbentuknya Pusat BTM Jawa Timur sebagai koperasi sekunder dan sekaligus APEX Syariah. Hal ini menurutnya, jarang sekali di Jawa Timur ada koperasi syariah yang berperan sebagai APEX Syariah.
Selain itu mengapa APEX Syariah koperasi itu penting? Ini tak lepas dari tantangan umum yang selama ini dihadapi oleh koperasi. Pertama, koperasi tidak masuk ke sistem keuangan formal di Indonesia. Kedua, risiko yang dihadapi koperasi identik dengan lembaga keuangan. Ketiga, belum terstandarisasi seperti SOP, IT, akuntansi, Governance Risk & Compliance (GRC).
“Dengan hadirnya koperasi mendirikan APEX seperti Pusat BTM Jawa Timur maka ada lembaga yang berperan sebagai mengayomi koperasi yang memberikan dukungan seperti likuiditas, supervisi, regulasi dan lain – lain,” ujarnya.
Untuk menguatkan peran fungsi APEX Syariah di Pusat BTM Jawa Timur, Andika mengaku Bank KB Bukopin Syariah siap untuk berkolaborasi dengan segala pelayanan dan fasilitas yang dimilikinya di Jawa Timur.
Agus Yuliawan
Rapat Koordinasi & Focus Discussion Group oleh Induk BTM bersama Pusat BTM Jawa Timur di Hall Baskara BTM Surya Madinah – Tulungagung, Jawa Timur. Foto: AY.
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com