JAKARTA, jurnal-ina.com – Sebagai upaya memperluas akses pembiayaan yang masih menjadi isu terbesar bagi pelaku UMKM khususnya para startup, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengajak startup yang telah terkurasi untuk bertemu global venture capital.
“Indonesia saat ini memiliki 2.605 startup yang menjadikan kita sebagai negara keenam dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Namun sayangnya sebagian besar dari mereka masih mengalami kendala dari sisi pembiayaan. Untuk itu kami ingin mendorong mereka agar mengakses pembiayaan alternatif sehingga berupaya mempertemukan mereka dengan global venture capital,” ujar Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Upaya tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan DBS Digital Economy Group pada agenda DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia yang akan digelar di Singapura, dengan mempertemukan 15 startup pilihan yang telah terkurasi dengan investor global.
“Kami telah melakukan pemetaan startup dan investor sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan. DBS memiliki fokus pada ekosistem digital yang memiliki skema investasi untuk startup sehingga akan cocok dengan startup terpilih,” kata Azizah.
Sejak tahun 2023 pihaknya telah mengumpulkan 2.500 profil wirausaha melalui program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) yang terbagi tiga kategori, yakni small business, agregator dan startup.
“Dilakukan Mapping”
“Dari 2.500 profil tersebut, terkumpul 500 startup dari berbagai daerah untuk kami kurasi dengan beberapa proses. Pertama, pada fase awal dilakukan mapping berdasarkan tingkatannya. Mulai dari kesesuaian terhadap solusi permasalahan, pasar, bisnis model, hingga keberlanjutannya,” ucap Azizah.
Proses kurasi selanjutnya, menurut Azizah adalah melakukan mentoring dalam hal penguatan value proposition yang dimiliki oleh startup agar semakin meyakinkan dan menarik minat investor. Sebelum kemudian dilakukan coaching penyajian pitch deck yang baik.
“Mentoring juga dilakukan untuk menentukan valuasi startup agar tepat membuat proyeksi kebutuhan dana investasi,” tutur Azizah.
Adapun kelima belas startup terpilih yang akan mengikuti DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia antara lain Dagangan, Bengkel Mania, Djoin, Zendz, Arconesia, Planawood, Qasir, Inspigo, Beli Ayam, Epitlu, Surplus, myECO, MMHC, Silang serta Crustea.
Erwin Tambunan
“Mentoring juga dilakukan untuk menentukan valuasi startup agar tepat membuat proyeksi kebutuhan dana investasi,” tutur Azizah. Foto: KemenKopUKM.