MenKopUKM Ajak STIE Amkop Makassar Kembangkan Riset Model Bisnis Pendukung Hilirisasi

banner 468x60

MAKASSAR, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Akademi Koperasi (STIE Amkop) Makassar untuk mengembangkan riset model bisnis yang fokus mendukung hilirisasi dan industrialisasi.

“Guna mewujudkan industrialisasi, tentu SDM yang berkualitas dapat mengolahnya dan juga diperlukan. Maka dari itu, peran perguruan tinggi sangat penting untuk riset model bisnis terkait hilirisasi dan industrialisasi,” kata MenKopUKM pada Kuliah Umum di STIE Amkop Makassar bertajuk Membangun Wirausaha yang Berdaya Saing Menuju Indonesia Maju 2045 di Makassar, Sabtu (2/12/2023).

Pada kesempatan tersebut, Menteri menambahkan, satu daerah harus dapat memanfaatkan keunggulan domestiknya dan untuk di Makasar, yakni rumput laut. “Rumput laut merupakan salah satu kekayaan kita yang hingga sat ini belum dimaksimalkan. Padahal rumput laut, bisa menjadi produk pengganti gandum untuk pembuatan tepung seperti mie,” ujar Teten Masduki.

Untuk itu dia mendorong pihak STIE Amkop untuk melakukan riset model bisnis terkait produk turunan dari rumput laut. “Sehingga kita tidak lagi menjual rumput laut dalam bahan mentah, bisa dibuat produk turunannya. Itulah suatu proses hilirisasi,” lanjut Teten.

MenKopUKM mengatakan, Indonesia saat pertengahan 1980-an memasuki masa industrialisasi yang berorientasi ekspor. Ketika itu mulai masuk investasi asing seperti pabrik sepatu, garmen, tekstil, elektronik dan lainnya. Tapi industri yang mengandalkan buruh murah hanya menjadi sunset industry. Maka sekarang terjadi deindustrialisasi

“Belajar dari industrialisasi, hari ini industrialisasi yang mau dikembangkan adalah berbasis keunggulan domestik atau bahan baku dalam negeri yaitu tambang yang selama ini kita ekspor barang mentahnya. Jadi harus melakukan hilirisasi. Selain tambang, hasil perkebunan, kelautan dan perikanan juga akan dikembangkan melalui hilirisasi,” tegas Menteri.

Oleh karena itu, MenKopUKM mengajak mahasiswa agar memberikan kontribusi terbaik untuk mewujudkan Indonesia menuju negara maju di 2045. “Indonesia diprediksi punya potensi besar untuk menjadi 4 kekuatan ekonomi besar dunia 2045. Ini potensi yang menurut saya harus disiapkan dengan baik karena banyak negara yang sudah masuk negara pendapatan menengah terperangkap dan tidak naik kelas,” lanjutnya.

Dikatakan, Indonesia harus terpacu dengan kemajuan Korea Selatan,.negara yang kemerdekaannya hanya berbeda 2 hari dengan Indonesia, sudah sangat maju dan perekonomiannya kuat. Bahkan dari sisi pendapatan per kapita, Korea Selatan sudah mencapai USD36.000 sementara Indonesia masih tercatat sebesar USD4.500.

“Kalah Dari Korea Selatan”

“Kita negara yang besar sekali punya segalanya. Mudah-mudahan emosi dan harga diri kita teganggu karena kita negara kaya tapi kalah dari Korea Selatan. Mereka itu sama pernah dijajah Jepang, padahal mereka serumpun. Rasa sakit terhadap Jepang dipakai untuk memotivasi produktivitas mereka. Sekarang terlihat Korea Selatan dikenal dunia. Alat elektronik rumah tangga dari Korea. Otomotif juga. Saya mau kita semua merasa terusik dan termotivasi untuk maju,” terang dia.

Untuk menjadi negara maju, pemerintah saat ini telah menyiapkan berbagai strategi seperti membangun infrastruktur agar mampu melahirkan pusat ekonomi baru, modernisasi birokrasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Menteri menjelaskan Bank Dunia telah memberikan catatan bahwa Indonesia perlu menyiapkan lapangan kerja lebih berkualitas untuk kelas menengah. Pemerintah sedang melakukan pendekatan industrialisasi yang mengandalkan keunggulan domestik.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Bata Ilyas, Jamaluddin Bata Ilyas menambahkan bahwa koperasi menjadi bagian dari pondasi ekonomi Indonesia yang merupakan ekonomi berbasis kerakyatan di mana koperasi dan UMKM menjadi tumpuan ekonomi.

“Merupakan tradisi di kampus kami mengundang petinggi negara dan ilmuwan untuk menyampaikan strategi keilmuan, regulasi, informasi, agar bisa menjadi referensi dalam pembelajaran. Kehadiran MenKopUKM dapat memperkuat ekonomi kerakyatan di sini,” urai Jamaluddin.

Sementara itu, Ketua STIE Amkop Makassar Bahtiar mengatakan hanya ada 3 perguruan tinggi yang fokus pada pengembangan koperasi yaitu Ikopin Bandung, Amkop Palembang dan Amkop Makassar. “Kehadiran MenKopUKM tentu akan membuka pandangan kita mengenai pengembangan koperasi termasuk mengenai digitalisasi yang perlu dikembangkan,” papar Bahtiar.

Mulia Ginting – Erwin Tambunan

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan cenderamata kepada petinggi STIE Amkop Makassar, Sulawesi Selatan. Foto: KemenKopUKM.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *