Obituari: Djabarrudin Djohan, Lahir Untuk Menulis Dunia Koperasi

JAKARTA, jurnal-ina.com – Mereka yang mengaku menyukai dunia literasi tentang koperasi Indonesia, rasanya belum afdol jika belum membaca buku atau tulisan Djabarrudin Djohan. Pria kelahiran Yogjakarta, 11 November 1939 ini hingga akhir hidupnya memang tak dapat dilepaskan dari aktivitas tulis menulis, baik berupa artikel di media maupun buku. Berbagai tulisannya bertebaran di berbagai media nasional seperti Kompas, Tempo dan penerbitan buku.

Pak Djabar, menurut saya adalah perekam terbaik perjalanan sejarah gerakan koperasi Indonesia. Buku yang dapat dikatakan sebagai magnum opus-nya adalah ” Setengah Abad Pasang Surut Gerakan Koperasi Indonesia” yang diterbitkan oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), 1997. Dari buku ini kita disajikan rekaman seluruh perjalanan gerakan koperasi Indonesia dari sejak jaman kolonial hingga Orde Baru.

Di tangan Djabarrudin, buku-buku penting perkoperasian diterjemahkan. Di antaranya yang ditulis oleh Profesor Sven Ake Book, satu riset penting tentang nilai-nilai koperasi pada era globalisasi, buku Profesor Peter Davis tentang Keunggulan Koperasi, buku Jatidiri Koperasi karya Prof Ian Macpherson. Dia juga menulis beberapa kisah sukses koperasi dunia yang dirilis oleh International Cooperative Alliance (ICA).

Latar belakangnya sebagai jurnalis dan pendiri beberapa media seperti Pusat Informasi Koperasi (PIP )membuat tulisan-tulisan Pak Djabar sangat tajam. Bahkan bisa membuat merah telinga bagi yang dikritiknya.

Sebagai pembela koperasi sejati, analisa tulisannya selalu didasarkan pada nilai-nilai dan prinsip koperasi. Namun demikian, hobi menulis Pak Djabar memang sudah ada dari sejak muda. Dia menulis beberapa buku anak-anak dan sebelumnya ketika tahun 1962-1963 sempat mengajar SMA di Pasaman Sumatra Barat dan Sarjana Strata-1 STIA – LAN Administrasi Negara dan sempat melanjutkan kuliah di Rusia.

Tak hanya dalam karya jurnalistik, Pak Djabar yang berlatarbelakang pendidikan sebagai Pegawai Negeri ditugaskan ke Induk Koperasi Angkatan Laut (Inkopal) dan bertanggungjawab untuk mengembangkan dua hal, yaitu jurnalistik dan koperasi. Dia sempat menjadi pengurus koperasi ini.

Pergaulannya yang luas di kalangan organisasi masyarakat sipil (LSM) bersama pimpinan LP3ES, LSP, Bina Swadaya, Pekerti dan lain telah mendirikan FORMASI atau forum kerjasama pengembangan koperasi dan pernah jadi ketuanya (1993-1996) serta turut dirikan Asian Women Cooperative Federation (AWCF) di Manila 1994.

Robby Tulus

Setelah itu, sejak pensiun, tahun 1997, bersama tokoh-tokoh koperasi lainnya seperti Ibnoe Soedjono, Robby Tulus, M Taufiq, Andi Wahyu, Isminarti Tarigan dll kembangkan Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia ( LSP2I). Di lembaga inilah Pak Djabar menjadi semakin produktif menulis dan sebelum saya sempat menjadi ketua LSP2I, Pak Djabar menjadi pemimpin antara dari lembaga ini. Berbagai proseding yang berisi tentang pembangunan koperasi di berbagai sektor lahir dari tangan dia di lembaga ini.

Djabarrudin di masa-masa akhir hidupnya mulai rajin menulis tentang biografi keluarganya dan juga buku-buku spiritual. Dia katakan pada saya, “Anda kan suka menulis, jadi mestinya tulisan anda itu dibukukan. Supaya orang-orang membaca pemikiran anda lebih luas. Sekarang ini saya lihat sangat kurang orang yang mau menulis tentang koperasi,” demikian kata Pak Djabaruddin Djohan terakhir memotivasi saya ketika kami bertemu di kediamanya di daerah Condet. Buku antologi tulisan saya yang saya kemas dalam judul “Koperasi Lawan Tanding Kapitalisme” baru selesai draftnya, beliau sudah meninggalkan kita semua.

Djabarrudin Djohan meninggalkan seorang istri yang merupakan pelukis pastel terkenal Titis Djabarudin dan tiga orang anak. Yaitu Mas Ario yang bekerja di perusahaan swasta, Esti seorang pelukis dan Elan Sastriawan yang merupakan tokoh Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), sekarang sebagai dosen UGM dan sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Selamat jalan pak. Kami akan teruskan perjuangan koperasi seperti yang sudah anda tulis. Semoga gerakan koperasi dan demokrasi ekonomi dapat terwujud segera di republik ini. Damailah di surga.

Jakarta, 3 November 2023

Suroto

CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR Federation) dan Ketua AKSES (Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis)

Suroto

Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *