MenKopUKM: Kebijakan Transformasi Digital Harus Lindungi Ekonomi Domestik

banner 468x60

JAKARTA, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan kebijakan transformasi digital harus benar-benar melindungi ekonomi domestik, melindungi produk lokal serta melindungi produk UMKM dari serbuan produk asing, sebagaimana disampaikan saat merespons pertanyaan dari anggota Komisi VI DPR-RI terkait pengaturan e-commerce.

“Saat ini Satgas Transformasi Digital yang bertugas melindungi ekonomi domestik sedang disiapkan oleh Mensesneg. Dan dalam waktu dekat, saya akan bertemu dengan Menteri Investasi/BKPM dan Menteri Perdagangan untuk membahas pengaturan ekonomi digital,” kata MenKopUKM pada Rapat Kerja Kementerian Koperasi dan UKM dengan Komisi VI DPR RI dengan agenda pembahasan Penyesuaian RKA K/L Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Read More
banner 300x250

Teten Masduki menambahkan, pengaturan ekonomi digital di Indonesia akan mengadopsi seperti yang sudah dilakukan China dan Singapura. “Kedua negara tersebut kita jadikan benchmark dalam hal pengaturan ekonomi digital,” ujar MenKopUKM.

Di China, ekonomi digital melahirkan ekonomi baru, namun yang baru tidak membunuh pelaku ekonomi lama. Sehingga, di China, dalam kurun waktu 10 tahun dari 2011, ekonomi digital naik 5 kali lipat dengan menyumbang 41% terhadap GDP. “Dan di China, 90% dikuasai ekonomi domestik dan sisanya hanya 10% oleh asing” ulas Teten.

Dia mengakui, pengaturan ekonomi digital di Indonesia masih terbilang lemah, di mana 56% pasar e-commerce dikuasai asing, sedangkan domestik hanya 44%. “Kalau kita tidak segera mengaturnya, ini akan menjadi ancaman serius bagi ekonomi domestik” lanjut MenKopUKM.

Dia menyatakan saat ini sudah banyak pelaku UMKM yang mengeluhkan kondisi yang semakin tidak menguntungkan untuk bisnisnya. Dicontohkan praktek bisnis yang dilakukan platform digital asal China, Tiktok di Indonesia. “Di mana di China sendiri bahkan mengatur larangan praktek monopoli oleh platform digital,” tandas Menteri.

Terbesar di Asia Tenggara”

MenKopUKM berkeyakinan bahwa negara-negara asing tidak kemudian akan meninggalkan Indonesia hanya karena menerbitkan aturan mengenai ekonomi digital yang lebih tegas. “Pasar digital kita itu yang terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa. Kita harus memiliki keberanian untuk mengatur itu,” terangnya.

Menteri Teten menyebutkan pihaknya harus melindungi keberadaan produk-produk UMKM, sedangkan pengaturan perdagangannya ada di ranah Kemendag. “Bagaimana saya bisa meningkatkan daya saing produk UMKM bila menghadapi harga dumping, ya tidak kuat,” urai MenKopUKM.

Nantinya, bagi Menteri Teten, pengaturan itu tidak hanya secara elektronik saja, hal lain juga diregulasikan seperti misalnya soal pajak. “Produk kita juga susah masuk ke negara lain, tarif di sana dinaikkan. Jadi, tarif perdagangan juga harus kita atur. Semua negara mengatur itu.”

Namun, menurut MenKopUKM, Permendag saja tidak cukup, melainkan harus ada kebijakan nasional mengenai ekonomi digital. “Untuk itu, Satgas akan disiapkan Pemerintah,” tegas Menteri.

Ditambahkan, pengaturan ekonomi digital itu tidak hanya e-commerce saja. Misalnya, sektor keuangan yang dinilai sudah baik, di mana asing tidak terlalu dominan atau hanya 6%. Ada juga urusan logistik, mobilitas transportasi, hingga infrastruktur dan industri. “Dan juga ada bisnis media yang saat ini tergerus asing hampir 65%,” terang MenKopUKM.

Mulia Ginting – Erwin Tambunan

MenKopUKM Teten Masduki bersama pejabatnya saat Rapat Kerja Kementerian Koperasi dan UKM dengan Komisi VI DPR, agenda pembahasan Penyesuaian RKA K/L Tahun Anggaran 2024. Foto: KemenKopUKM.

Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *