MenKopUKM: Pengembangan KUMKM Harus Adaptif, Kontributif dan Berkelanjutan

banner 468x60

JAKARTA, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan pengembangan koperasi dan UKM di Indonesia harus berkonsep adaptif, kontributif dan berkelanjutan merespons pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 serta tantangan global berupa perlambatan ekonomi dunia.

“Kita patut bersyukur, ekonomi kuartal pertama Indonesia masih bisa tumbuh sebesar 5,03% YoY (Year on Year) dan inflasi yang masih tetap terkendali di angka 4,33% YoY sebagaimana dirilis BPS pada Mei 2023,” kata MenKopUKM dalam sambutannya di forum Indonesia Impact Alliance (IIA) di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Turut hadir, Region Director Ford Foundation Indonesia Office Alexander Irwan, Indonesia Impact Alliance Advisor Bambang Brodjonegoro, Indonesia Impact Alliance Chair Person Romy Cahyadi dan President Ford Foundation Darren Walker serta para investor dan startup dari dalam dan luar negeri.

MenKopUKM Teten mengatakan dalam tahun pemulihan ekonomi ini, diperlukan rencana dan arah kebijakan pengembangan koperasi dan UMKM (KUMKM) yang lebih adaptif, kontributif dan berkelanjutan. Dia mencontohkan, terkait pendanaan UMKM, saat ini masih terjadi kesenjangan finansial.

Berdasarkan survei Bank Indonesia (2020), ada kesenjangan finansial (financial gap) yang masih sangat besar dimana sebanyak 69,5% pelaku UMKM belum mendapatkan akses kredit perbankan. Sementara potensi permintaan kredit mencapai Rp1,605 triliun. “Inilah yang harus dipenuhi oleh skema investasi dan pembiayaan yang mudah,” ujar  Teten.

MenKopUKM menjelaskan, sejauh ini pemerintah terus merilis kebijakan pendanaan yang mudah dan murah bagi UMKM. Antara lain, alokasi kredit perbankan untuk UMKM yang
ditingkatkan dari sebelumnya 20% menjadi 30% pada 2024.

Langkah ini diikuti dengan meningkatnya alokasi KUR yang pada 2023 mencapai Rp450 triliun, jauh lebih besar dari tahun 2022 yang hanya Rp365 triliun. Kemudian ada program KUR Kluster di mana pembiayaan kepada UMKM akan sejalan dengan pengembangan sentra-sentra produksi rakyat (sektor riil) atau tidak lagi perorangan.

Seorang wanita memilah-milah belanjaan di Swalayan.

Selanjutnya, pembiayaan koperasi melalui LPDB KUMKM dengan tingkat suku bunga yang rendah. Lalu ada Insentif bagi usaha besar yang memberikan bantuan pemodalan bagi UMKM. Kemudahan izin berusaha serta pemberian tax holiday dan tax allowance dalam kegiatan penanaman modal.

Dampak Sosial dan Lingkungan

MenKopUKM juga menyoroti pembangunan UMKM ke depan yang tidak sekadar berdampak bagi peningkatan kesejahteraan, namun juga berdampak pada kehidupan sosial dan lingkungan. “Saya mengapresiasi investor yang fokus membantu pelaku UMKM, memberikan kontribusi bagi kehidupan sosial, pengentasan kemiskinan dan isu lingkungan sehingga mendukung upaya pemerintah juga menurunkan angka kemiskinan dan mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) serta net zero carbon emission,” tuturnya.

Di sisi lain Menteri menambahkan, tren pemuda pengusaha saat ini juga telah bergeser pada bisnis hijau, tercatat 84% anak muda tertarik melakukan bisnis hijau, 58% memulai bisnis untuk perbaikan lingkungan dan 56% menghasilkan green clothing, low carbon product dan waste reduction system sebagaimana survei KemenKopUKM dan UNDP pada 2021.

“Saya optimistis Indonesia Investment Alliance (IIA) dapat berperan sebagai katalisator dalam mendorong modal dari dalam dan luar negeri yang diinvestasikan dalam UMKM yang menghasilkan dampak sosial dan lingkungan,” ulas Menteri.

Sementara di bidang investasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat pada kuartal I/2023, penanaman modal asing (PMA) ke Indonesia sebesar Rp177Triliun. Angka tersebut naik 20,2% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp147,2 triliun.

“Saya berharap Indonesia Impact Alliance menjadi bagian dari upaya kolaboratif antara penyedia modal, pemerintah, koperasi dan UMKM untuk mempercepat pertumbuhan investasi berkelanjutan yang pada akhirnya mendorong perkembangan jumlah UMKM ramah lingkungan di dalam negeri.”

Mulia Ginting – Erwin Tambunan

MenKopUKM Teten Masduki di forum Indonesia Impact Alliance (IIA) bersama pendiri yayasan ekonomi dalam dan luar negeri. Foto: KemenKopUKM.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *