JAKARTA, jurnal-ina.com – Dua hari lalu (10-11/5/2032) diselenggarakan Rapat Anggota Nasional (Ratnas) Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR). Hadir dalam rapat 10 anggota primer koperasi dan 8 organisasi pendukungnya serta 4 organisasi peninjau di Hotel Orchard Industri, Jakarta.
Ratnas adalah forum tertinggi koperasi INKUR dan merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan INKUR Federation sebagai induk primer koperasi-koperasi anggotanya. Dalam kegiatan ini diputuskan berbagai kebijakan penting organisasi.
INKUR merupakan organisasi koperasi yang bergerak di sektor riil (non keuangan) yang terdiri dari Koperasi Konsumen, Koperasi Pertanian dan Koperasi Jasa non keuangan. INKUR merupakan anggota persekutuan koperasi dunia (International Cooperative Aliance/ICA) satu-satunya dari Indonesia yang berkantor pusat di Belgia.
Menurut Ketua INKUR Federation, Yohanes De Deo Widyastoko, koperasi sektor riil yang bernaung di bawah INKUR memiliki arti penting untuk membangun benteng ekonomi masyarakat. Selain itu dikatakan bahwa melalui gerakan koperasi sektor riil yang dikembangkan INKUR diharapkan dapat membuat keyakinan masyarakat Indonesia bahwa kita bisa membangun ekonomi domestik, terutama pangan yang selama ini diabaikan. Keberadaan INKUR juga penting untuk membangun kepercayaan masyarakat bahwa koperasi bukan hanya berkembang di sektor keuangan seperti yang menjadi image koperasi di Indonesia selama ini.
INKUR dan Koperasi Sektor Riil anggotanya, sebagai gerakan sebetulnya telah dimulai sejak 10 tahun silam. Gerakan Koperasi Sektor Riil (GKSR) ini dimulai dari rekomendasi konggres Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) yang dirintis sejak 2011 oleh pendirinya Drs. Robby Tulus, tokoh koperasi Internasional. Namun INKUR baru mendapatkan badan hukum resmi pemerintah Indonesia sejak 2017.
Robby Tulus
Dalam sambutanya Robby Tulus, selaku penasehat mengingatkan tentang pilar penting keberhasilan koperasi yang bertumpu pada pendidikan, keswadayaan, solidaritas, inovasi dan persatuan. Dia mengatakan bahwa demokrasi ekonomi hanya bisa berhasil kalau ada kematangan filosofis dan praktek nyata yang dibangun dengan partisipasi anggota yang berproses secara terus menerus melalui pendidikan berkelanjutan.
Dr. Yudi Latif yang hadir sebagai salah satu narasumber juga mempertegas bahwa koperasi adalah jantung dari praktek Pancasila dan koperasi dianggap sebagai bentuk partisipasi ekonomi dan kemanusiaan sekaligus.
Dalam kegiatan Forum Terbuka juga hadir selaku pembicara seperti Maria Magdalena Sigalingging dari Nusa Academy yang berbicara tentang arti penting inovasi di bidang teknologi agar tidak mati. Lalu ada Hanna Keraf dari Krealogi/Du Anyam yang memberikan penjelasan tentang arti penting kerjasama antara lembaga-lembaga inovatif dalam bidang bisnis sosial dan komunitas. Sementara Yohana Tamara dari Kalara Borneo menjelaskan tentang arti penting pengembangan produk produk lokal dan pemberdayaan masyarakat melalui koperasi.
Setelah Ratnas berakhir di hari kedua kemudian dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke M Bloc Space, sebagai ruang kreatif pemasaran produk lokal, ke pabrik kertas PT. Gaya Sastra Indah dan Perpustakaan Baca di Tebet untuk menjajagi peluang kerjasama.
Jakarta, 12 Mei 2023
Suroto
Chief Executif Officer/CEO
INKUR Federation
Suroto