Bagian II: SEA Games Sudah Bergeser Jauh, Perlu Duduk Bersama Agar Tetap Bermanfaat

banner 468x60

M. Nigara
Wartawan Olahraga Senior

JAKARTA, jurnal-ina.com – “SEA Games itu adalah kawah candradimuka bagi bangsa-bangsa Asean,” begitu kata Wakil Presiden, H. Adam Malik, saat membuka dialog dengan para juara karate mahasiswa yang akan melakukan perjalanan kebeberapa negara Asia sebagai hadiah kesuksesan mereka, tahun 1982, di kediamannya, Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat.

Read More
banner 300x250

Para juara itu dihasilkan dari Kejuaraan Karate Nasional Mahasiswa memperebutkan Piala Wakil Presiden.Universitas Kristen Indonesia (UKI) adalah penyelenggaranya. Saya, satu-satunya wartawan (Kompas) yang ikut baik sebagai panitia maupun sebagai anggota tim keliling, kebetulan .saya juga anggota Majelis Sabuk Hitam (MSH) DAN-I INKAI.

Lalu, wartawan senior dan mantan Menteri Luar Negeri RI itu berkisah. “Saat itu tidak dalam posisi resmi. Artinya di sela-sela sidang Asean, saya berbincang dengan menlu-menlu lain,” katanya lagi. “Kenapa ya di Asian Games apalagi Olimpiade, tidak ada atlet-atlet kita yang bisa berkiprah dengan baik?” lanjut Pak Adam Malik.

Dari sana lalu disepakati menciptakan satu event untuk saling membantu di antara atlet bangsa Asean. “Ya, seperti kawah candradimuka, begitu.”

Maka, Seap Games pun dilebur menjadi SEA Games. Tujuannya, ya untuk saling membantu. Bukan untuk saling bersaing dalam arti menggunakan segala cara. Persaingan tetap dibutuhkan tetapi dalam bentuk untuk saling membantu.

Misalnya, kita kuat dicabang olahraga (cabor) bulutangkis, negara lain mensuport untuk meningkatkan kualitas pebulutangkis kita. Begitu juga, Filiphina kuat di cabor basket, kita semua membantu agar tim itu bertambah kuat. Yang jelas bukan untuk bersaing yang bisa menimbulkan permusuhan.

“Jadi, jelas SEA Games bukan tujuan!” tegas Pak Adam. “Jangan satu negara ingin terus menguasai SEAG itu, tapi, setiap negara dengan keistimewaan cabang khusus, harus memperoleh bantuan ber-sparring partner dari negara lainnya. Supaya ada keseriusan dibuat seperti AG dan Olimpiade. Tapi, karena ini adalah ajang persiapan, regulasinya juga dibuat khusus,”

Marathon

Sungguh, sangat indah ide itu. Tapi, semua menjadi tinggal kenangan. Sedihnya, diimulai dari kita, yang terus-menerus juara umum 1977-1983. Tidak hanya itu, ada banyak atlet kita yang juga terus-menerus diturunkan. Konon ada atlet cabor tertentu yang berhasil merebut 13 medali emas dan perak untuk kurun lebih dari 5 SEAG. Dari satu sisi, oke juga, tapi jika melihat niat SEAG dan regenerasi, apa yang diraih sang atlet itu melukiskan cabor tidak ingin bersusah payah dan regenerasi sama sekali tidak terjadi.

Jika melihat dari sisi persaingan, tidak ada yang keliru kita kuasai SEAG. Tapi jika melihat tujuan awal dibentuknya seperti kisah Pak Adam Malik, ada baiknya kita merenung.

Fakta itulah yang oleh negara lain Indonesia dituding memaksakan diri mengangkangi SEAG. Padahal, ide awalnya setiap dua SEAG, atlet wajib berganti. Dengan begitu, regenerasi akan terus-menerus terjadi. Dan dengan regenarisi yang baik, maka pembinaan bisa pula berjalan dengan baik. Dengan begitu juga, maka prestasi bisa ditingkatkan ke ajang yang lebih tinggi.

Untuk itu, rasanya seluruh stake holder olahraga bangsa Asean agar bisa duduk kembali. Mereka wajib menurunkan ego masing-masing. Mereka perlu merancang ulang akan dibawa kemana SEAG. Dan perlu juga dipikirkan bahwa SEAG adalah bagian dari AG serta Olimpiade. Untuk itu, regulasinya pun harus mengikuti ketentuan yang baku, tidak seperti sekarang.

Salah satu contoh, tuan rumah boleh menentukan cabor maksimal dua dan cabor pilihan itu harus sudah ada dan dimainkan oleh sedikitnya 6-7 negara anggota. Jika SEAG dibiarkan terus seperti sekarang, saya khawatir SEAG bisa menjadi ajang permusuhan di antara bangsa Asean itu sendiri. Dan, jangan sampai mudarat SEAG akan lebih banyak dari manfaatnya.

Semoga ke depan, tidak ada lagi tuan rumah yang berlaku sewenang-wenang menentukan cabor, aturan walk out, serta lain-lainnya. Dan tidak juga menganggap SEAG adalah segalanya, hingga untuk mencapainya harus menggunakan segala cara seperti saat ini. Aamiin ya Rabb…
Semoga bermanfaat..

M. Nigara.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *