JAKARTA, jurnal-ina.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster Berbasis Rantai Pasok untuk mendukung terwujudnya ekonomi kerakyatan.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, penyaluran KUR Klaster berbasis rantai pasok ini menjadi bagian dari terobosan pemerintah untuk meningkatkan peran ekonomi kerakyatan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Di mana klaster berbasis rantai pasok ini, panyaluran pembiayaan bergeser dari sektor perdagangan ke sektor produksi (pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan lainnya).
“Kami diminta mencari terobosan supaya penyaluran KUR tidak itu-itu saja. Namun kami juga memahami bank tak mau gegabah menyalurkan KUR, di mana tahun ini penyaluran KUR ditargetkan Rp460 triliun. Resiko kredit macet Non Performing Loan (NPL) biasanya menjadi pertimbangan utama perbankan. Untuk itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ada terobosan. Salah satu terobosannya yakni percepatan KUR Klaster,” kata MenKopUKM di Penyerahan KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok, di Kantor KemenKopUKM, Rabu (12/4/2023).
Dengan KUR Klaster risiko NPL bisa lebih berkurang. Hal ini juga memungkinkan UMKM terhubung dengan off taker rantai pasok industri seperti benchmark UMKM yang ada di Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan China, di mana kredit perbankan UMKM bisa mencapai lebih dari 60%.
“Yang paling bagus itu di Korsel, kredit perbankan mencapai 81% kredit perbankan untuk UMKM. UMKM di sana terhubung dengan rantai pasok industri bahan setengah jadi untuk bahan industri ada kepastian market, ini yang sedang dibangun,” katanya.
KemenKopUKM terus memperluas KUR Klaster yang plafonnya cukup besar mencapai Rp500 juta, sehingga mampu mendorong percepatan penyaluran. Di sisi lain tutur Teten Masduki, pihaknya mengusulkan OJK agar perbankan tak hanya menggunakan pendekatan konvensional kolateral, dengan menggunakan jaminan. Di mana tak semua aset UMKM bisa dipakai sebagai agunan.
KUR Klaster adalah skema pembiayaan KUR kepada kelompok usaha dengan plafon hingga Rp500 juta. KUR Klaster biasanya ditujukan untuk kelompok usaha yang melibatkan mitra usaha untuk perkebunan rakyat, perikanan rakyat, peternakan rakyat, industri UMKM, serta kelompok usaha yang memproduksi produk lokal, berbahan baku lokal dan usaha produktif lainnya.
“Melalui skema KUR Klaster berbasis rantai pasok dengan plafon pinjaman hingga maksimal Rp500 juta per debitur ini, Pemerintah berharap bisa mendorong penyaluran KUR pada 2023 sebesar Rp450 triliun,” tegasnya.
Teten menegaskan, KUR Klaster merupakan kredit yang diberikan kepada UMKM secara berkelompok terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga ada kepastian pasar bagi pelaku UMKM karena off taker atau pembelinya sudah jelas. Pengelolaan UMKM secara kelompok juga memudahkan perbankan melakukan proses monitoring.
“Pelaku UMKM yang tergabung di klaster memiliki kepastian akses pasar, sehingga potensi kredit macet rendah. Saat ini sedang dilakukan percobaan di beberapa sektor sebagai bagian dari upaya memudahkan UMKM mengakses KUR, sekaligus solusi bagi perbankan agar kredit tidak macet.”.
MenKopUKM foto bersama dengan peserta Bazar Produk UMKM.
Teten menambahkan, untuk mendorong perluasan penyaluran KUR Klaster tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM telah menjalankan beberapa program penerapan KUR Klaster. Melalui skema ini, jumlah KUR yang disalurkan lebih besar dan kelompok UMKM terhubung dengan mitra usaha seperti PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, PT Bintang Toedjoe, PT Cantika Puspa Pesona, PT Erajaya Group dan Offtaker lainnya.
Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk mempercepat penyaluran KUR, seperti analisis kelayakan kredit sehingga perbankan tidak perlu khawatir dalam menyalurkan pinjaman. Agar ini terwujud, perlu ada kolaborasi dengan platform digital.
Sampai dengan saat ini telah terealisasi KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok sebesar Rp538,7 miliar kepada 50 Klaster dengan anggota klaster sebanyak 5.310 UMKM oleh 9 Penyalur KUR. Teten berharap, lembaga keuangan dapat memperluas skema KUR Klaster.
Secara total ekspektasi yang akan ikut dalam penyerahan KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok sebesar Rp1,34 triliun yakni 117 klaster dengan anggota klaster sebanyak 15.776 UMKM.
“Untuk itu, upaya-upaya terobosan, termasuk melalui program KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok penting dijalankan sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses penyaluran kredit bagi pelaku ekonomi kerakyatan,” terang MenKopUKM.
Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius menambahkan, sesuai arahan Presiden Jokowi, KUR Klaster diharapkan memperkuat kemitraan UMKM dengan usaha besar, menempatkan UMKM bagian dari rantai pasok industri, sehingga bisa meningkatkan kemampuan manajemen usaha, meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan kapasitas usahanya sehingga UMKM bisa naik kelas.
“Untuk mendorong perluasan penyaluran KUR klaster itu, kami telah mengembangkan model ekosistem bisnis rantai pasok usaha mikro komoditas pertanian perusahaan besar yang bermitra dengan UMKM,” tukasnya.
Bazar UMKM
Dalam rangka meningkatkan akses promosi, belanja dan penggunaan produk UMKM pada momen bulan suci Ramadan 1444 H, KemenKopUKM menyelenggarakan event Bazar Produk UMKM bertajuk “Bertumbuh dan Meraih Berkah Bersama KUMKM” di lobby dan halaman KemenKopUKM, Jakarta. Kegiatan tersebut diselenggarakan mulai 12-14 April 2023.
Bazar Ramadhan diikuti sebanyak 67 UMKM yaitu di lobby sebanyak 20 UMKM dengan produk fesyen, craft/aksesoris, dan di lobby luar sebanyak 5 UMKM dengan produk makanan siap saji/tajil, serta di halaman depan Kantor Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak 42 UMKM dengan produk makanan, minuman termasuk sembako dan frozen food.
Mulia Ginting – Erwin Tambunan
“Yang paling bagus itu di Korsel, kredit perbankan mencapai 81% kredit perbankan untuk UMKM,” tuturnya. Foto: KemenKopUKM.
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com
