By. Luther Kembaren
JAKARTA, jurnal-ina.com – Erick Thohir terpilih sebagai nahkoda baru Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Dalam Kongres Luar Biasa PSSI yang berlangsung Kamis (16/2/2023), namanya meraih 64 suara dari 86 suara.
Pencinta sepakbola Tanah Air menaruh harapan besar atas kemenangan Erick Thohir sebagai nahkoda baru PSSI. Pengalamannya mengurusi korporasi diharapkan berimbas pada pengelolaan organisasi itu.
Erick Thohir, yang belakangan ini makin dikenal publik, sedang digadang-gadang sebagai calon wakil presiden (cawapres). Namanya masuk Top 3 sebagai cawapres populer dan elektabilitas tertinggi menurut sejumlah lembaga survei nasional. Terutama bila dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, bakal calon (balon) suksesor Joko Widodo.
Di kalangan awam pencinta sepakbola Tanah Air, masuknya Erick di kancah politik dikhawatirkan membelokkan orientasinya membenahi PSSI. Erick dikhawatirkan meninggalkan induk organisasi sepakbola itu bila nantinya terpilih sebagai cawapres. Sehingga dunia sepakbola Indonesia akan kembali diwarnai karut marut lagi.
Energi Ekstra
Kekhawatiran itu dapat dipahami dalam konteks PSSI dijadikan ‘mainan’ politik. Dan, realitasnya pergantian ketua umum PSSI kerap ditafsirkan guna tunggangan politik. Suka atau tidak suka ‘tema itu’ dibicarakan secara terbuka, kenyataannya tidak akan jauh beda dari itu.
Namun dalam konteks kali ini, kehadiran Erick dapat dilihat sebagai energi ekstra bagi pembenahan internal dan eksternal persepakbolaan di Indonesia. Apalagi bila garis tangan Erick menuntunnya sebagai pendamping salah satu calon presiden (capres) di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, dan menang pula.
Dengan posisi Erick sebagai wapres, maka PSSI memiliki nahkoda yang powerfull membenahi internal persepakbolaan. Sehingga kelak dapat membawa Tim Sepakbola Garuda mendunia, suatu harapan di sanubari pencinta bola di Tanah Air.
Erick Thohir dalam pelukan AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang tersisih dari pencalonan Ketua Umum PSSI. Foto: Humas.
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com