BERN, jurnal-ina.com – Dalam upaya mengembangkan koperasi agrikultur di Indonesia, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki kunjungan kerja ke Fenaco Genossenschaft (Fenaco), koperasi agrikultur terbesar di Swiss, Jumat (20/1/2023).
Menteri didamping Muliaman Hadad, Francis Dubes Swiss, Ketua Komite Swiss Kadin Indinesia Francis Wanandi, Deputi Bidang Perkoperasian Ahmad Zabadi, Deputi Bidang UKM Hanung Harimba, Dirut LPDB KUMKM Supomo. Mereka diterima Head of Plant Production and Member of the Executive Board Fenaco, Michael Feitknecht, untuk mendiskusikan konsep pengembangan koperasi agrikultur di Indonesia maupun Swiss.
“Pertemuan ini sangat penting untuk melihat bagaimana Fenaco sebagai salah satu koperasi agrikultur terbesar di Swiss dapat memberdayakan anggotanya yang sebagian besar adalah petani melalui konsep bisnis yang tepat,” kata MenKopUKM.
Fenaco sendiri memiliki sejarah panjang dengan bergerak di berbagai sektor strategis selama lebih dari 150 tahun. Yakni di sektor petanian, industri makanan, perdagangan retail, bahkan mulai bergerak ke sektor energi.
“Kami menilai dapat memperoleh pembelajaran dari pengalaman Fenaco untuk mengembangkan usaha Koperasi,” ujar MenKopUKM.
Menteri menjelaskan terdapat beberapa hal yang dapat dipelajari dari Fenaco, yakni strateginya mengembangkan usaha koperasi, model bisnis dan mekanisme kerja Fenaco dengan para anggotanya. Kunci keberhasilan Fenaco menghadapi persaingan dengan pelaku usaha lain, hingga kebijakan atau fasilitasi pemerintah yang diperlukan untuk mengembangkan corporate farming melalui Koperasi.
“Yang paling penting adalah apakah memungkinkan Fenaco membangun kemitraan usaha dengan Koperasi di Indonesia, sekaligus bagaimana model bisnis yang diharapkan atau direncanakan oleh Fenaco jika nantinya bermitra dengan Koperasi di tanah air,” tegas MenKopUKM.
MenKopUKM Teten Masduki menandatangani naskah kerjasama.
Fenaco dikenal sebagai salah satu koperasi agrikultur terbesar di Swiss dengan 44.000 anggota yang didominasi oleh petani, di mana Fenaco memiliki ekosistem yang baik dari hulu ke hilir mulai dari proses produksi hingga pemasaran produk anggotanya. Sekaligus secara aktif masuk ke rantai pasok yang menghubungkan petani kepada konsumen.
Selain itu, kedua belah pihak juga berdiskusi terkait berbagai permasalahan koperasi yang terjadi di masing-masing negara, sekaligus upaya-upaya yang dapat dimaksimalkan untuk mengatasinya.
“Kami juga telah membahas berbagai permasalahan yang banyak ditemui di koperasi, khususnya koperasi agrikultur dan dari diskusi tersebut ternyata banyak hal-hal yang bisa kita kolaborasikan melalui kerjasama lebih lanjut,” tutur Menteri.
Ke depan, MenKopUKM berharap adanya tindak lanjut kerjasama antara KemenKopUKM dan Fenaco di berbagai bidang, khususnya untuk mengembangkan koperasi agrikultur.
“Kami sudah menemukan beberapa potensi yang dapat kami kerjasamakan antara koperasi Indonesia dengan Fenaco, khususnya mengembangkan koperasi agrikultur. Terutama untuk tiga komoditas utama, yakni kopi, coconut sugar (gula semut) dan Natural Ingredients
(rempah-rampah) yang banyak diproduksi oleh pelaku usaha di tanah air dengan kualitas yang baik dan ternyata sangat dibutuhkan di Swiss dalam pengembangan industrinya” urai Teten Masduki.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bersama timnya disambut Head of Plant Production and Member of the Executive Board Fenaco, Michael Feitknecht dan timnya. Foto: Humas.