MenKopUKM Sambut Baik Antusiasme Koperasi di Indramayu Ikut Program Solusi Nelayan

banner 468x60

INDRAMAYU, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyambut antusiasme koperasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengikuti program Solar Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan guna membantu penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.

“Saya menyambut baik keinginan sejumlah koperasi nelayan di Indramayu dalam Program Solusi Nelayan,” kata MenKopUKM Teten Masduki, saat meninjau kesiapan program Solusi Nelayan di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022).

Melalui program yang diinisiasi bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dengan Kementerian BUMN, sebanyak delapan koperasi di Indramayu menyatakan minatnya untuk ikut terlibat.

Kedelapan koperasi tersebut adalah Koperasi Perikanan Laut Ngupaya Mina (di daerah Juntinyuat), Koperasi Mina Makmur Lestari (Pabean Udik), KUD Sri Mina Sari (Juntinyuat), KUD Mina Jaya (Karangampel), KUD Baita Mina Lestari (Majakerta), Koperasi Produsen Wana Pantai Tiris (Pasekan), Koperasi Kharisma Mitra Bahari (Cantigi Kulon) dan Koperasi Mangrove Mina Mandiri (Pabean Ilir).

Dihadapan Bupati Indramayu Hj Nina Agustina dan para nelayan, MenKopUKM menegaskan ini menandakan Program Solusi Nelayan telah tepat menjawab tantangan pembelian BBM oleh nelayan kecil dan tradisional. “Selama ini, mereka membeli BBM dengan harga lebih mahal, karena membeli di pedagang eceran,” ujar Teten Masduki.

Menurut MenKopUKM, Program Solusi Nelayan melalui koperasi, ingin mempercepat kehadiran sarana penyaluran BBM Bersubsidi di kampung-kampung nelayan yang selama ini belum tersedia.

“Namun, dengan total jumlah perahu nelayan sekitar 400-an dari 8 koperasi, cukup dilayani dengan satu SPBU Nelayan saja,” tegas MenKopUKM.

Nantinya, koperasi akan menyalurkan BBM Bersubsidi hanya kepada nelayan kecil dan tradisional yang sudah terdata dan selanjutnya termonitor di sistem digital. “Sehingga, lebih tepat sasaran, tidak menyulitkan nelayan. Dan secara bisnis, akan lebih efisien untuk para nelayan,” tutur MenKopUKM.

Aktivitas nelayan jelang matahari terbenam

Meski begitu, MenKopUKM berpesan agar penyaluran BBM Bersubsidi (solar) tepat sasaran dan tidak menyimpang. Program Solusi Nelayan dikhususkan hanya untuk kapal ukuran 10 GT ke bawah, hingga nelayan harus menjadi anggota koperasi.

“Kebutuhan nelayan akan tercatat secara digital dan terkoneksi dengan platform My Pertamina.”

Selanjutnya, PT Pertamina (Persero) akan melakukan pengecekan kesesuaiannya. Hingga Desember 2022 akan dilakukan piloting di 7 daerah di Indonesia, salah satunya di Indramayu.

Nelayan Budidaya

Pada kesempatan dialog, Ketua Koperasi Produsen Wana Pantai Tiris Carikam mengungkapkan kebijakan Solusi Nelayan jangan hanya menyasar nelayan tangkap yang memiliki perahu saja. “Banyak juga anggota kami yaitu nelayan budidaya yang juga membutuhkan solar bersubsidi,” urai Carikam.

Terkait jumlah anggota koperasinya yang berjumlah 100 perahu, Carikam menyebut jumlah tersebut hanya dari wilayah kecamatan Cantigi saja. “Anggota koperasi kami tersebar di 13 kecamatan lainnya,” lanjut Carikam.

Bahkan, banyak juga anggotanya yang berkecimpung di lini usaha perahu pariwisata pantai yang membutuhkan solar bersubsidi. “Pokoknya, kami siap mengamankan penyaluran solar bersubsidi untuk nelayan,” terang Carikam.

Nelayan lainnya asal Majakerta, meminta pemerintah untuk segera mewujudkan berdirinya SPBU Nelayan di wilayahnya.

“Biasanya, untuk memenuhi kebutuhan BBM untuk melaut, kami mengantre hingga 2-3 hari. Jadi, kami nelayan di Majakerta sangat membutuhkan SPBU Nelayan, khususnya di Majakerta,” tukas dia.

MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN

MenKopUKM Teten Masduki tertawa lepas saat meninjau program Solar Untuk Koperasi (Solusi) di Indramayu, Jawa Barat. Foto: KemenKopUKM

Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com

 

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *