JAKARTA, jurnal-ina.com – Grup legenda musik rock and roll Indonesia Slank meluncurkan koperasi konsumen multipihak berbasis komunitas atau fans club Slankers, bernama Slankops yang diapresiasi Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dan minta agar Slankops jadi role model bagi koperasi lainnya.
MenKopUKM Teten Masduki menegaskan, Slank menjadi band pertama di Indonesia yang secara konkret memikirkan kesejahteraan fansnya. Salah satu caranya melalui wadah koperasi yang dibentuk khusus untuk penggemar setianya. Nilai-nilai koperasi dianggap sangat tepat untuk mengelola potensi besar bagi penggemar Slank.
“Slank ini memang enggak ada matinya. Idenya terus tumbuh. Saya sendiri menyukai lirik lagu Slank, di mana banyak lirik mereka mengangkat soal perubahan sosial. Jika ini sukses dan terus berkembang, saya kira band sebesar Rolling Stones juga akan bikin,” Teten Masduki memaparkan seraya bercanda pada Launching Koperasi Konsumen Multipihak ‘Slank Jurus Tandur’ Slankops di Markas Slanker, Potlot III, Jakarta Selatan, Selasa (19/7/2022).
Slankops menjadi koperasi pertama berbasis fans club yang menerapkan konsep multipihak. Sehingga memungkinkan berbagai pihak untuk menjadi investor koperasi.
Turut hadir Menteri BUMN Erick Thohir, anggota Band Slank (Kaka, Bimbim, Ridho, Abdee dan Ivan) serta diramaikan puluhan anggota Slanker.
Lebih lanjut MenKopUKM mengatakan, kalau di dunia, ada koperasi berbasis fans club sepakbola Barcelona. Indonesia punya koperasi Slankops. Menurutnya, dengan nama Slank yang sangat besar, apapun yang lahir dari Slank akan mempunyai value tinggi.
“Itu kenapa ketika awal ingin membentuk Slankops ini, kita usulkan ke Bimbim untuk menggunakan konsep koperasi multipihak. Bagaimana bisa berbagi secara fair. Slank itu brand, pasti punya nilai,” ujarnya.
Di saat yang bersamaan, juga diluncurkan kopi Potlot yang merupakan salah satu produk dari Slankops. “Pas kalau minum kopi Potlot sambil dengerin musik Slank,” ucap Teten.
Tak hanya itu, Slankops juga ke depan menjadikan koperasi menjadi koperasi digital di era Web 3 maupun era blockchain close loop salah satunya melalui lahirnya koperasi.
“Slankops ini juga menjadi koperasi berbasis crowdfunding. Misalnya anggota Slankops sebanyak 1 juta orang dengan iuran Rp50.000 per bulan, maka ada capital sekitar Rp50 miliar. Dana sebesar ini bisa bikin warung di mana-mana. Itu kenapa saya senang sekali dan bisa menyebut Slankops sebagai role model koperasi berbasis fans club,” urai Teten.
Erick Thohir bersama Teten Masduki minum Kopi Potlot
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, Slank merupakan satu ikonik. Karena tidak banyak grup band yang konsisten mendorong pergerakan, baik sosial dan lainnya.
“Ini tidak mudah. Slank ini punya merek. Ke depan, napas dari merek ini menjadi kegiatan ekonomi yang berputar jangan hanya menetes ke yang kaya saja, tapi bergerak ke masyarakat yang banyak. Setelah berhasil, pemerintah harus bisa intervensi mengembangkan ekonomi kerakyatan. Jadi lebih merata dan seimbang. Salah satunya melalui koperasi,” ucap Erick.
Dia memastikan mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pembiayaan dan pendampingan. Salah satunya, pemerintah saat ini tengah menggenjot pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), di mana sebelumnya untuk mengurus izin membutuhkan biaya hingga jutaan, namun sekarang gratis.
“Di bank BUMN tadinya kesulitan mendapat data ultra mikro atau UMKM, sekarang lebih jelas dan tepat sasaran. Maka sekarang ini contoh sucess story kita punya PNM Mekaar yang memiliki 12,7 juta nasabah yang mengelola dana puluhan triliun,” ulas Erick.
Ditegaskan, Slank melalui Slankops bisa membantu mengembangkan ekonomi kerakyatan menjadi fundamental ekonomi Indonesia. “Kita gulirkan terus ekonomi kerakyatan dan kreatif yang dapat membuka ekonomi baru,” tutur dia.
Ketua Pengurus Koperasi Slankops Bimo Setiawan Almachzumi menceritakan, ide awal pembentukan Slankops sudah ada sejak awal 2020, namun lantaran pandemi Covid-19 membuat ide konsep Slankops tertunda dan baru resmi diluncurkan pada Selasa (19/7/2022). Slankops ini terdiri dari beberapa unit usaha seperti Warslank, Slanklin, Slankmart, SlankStyle, Slank, Kopi Potlot dan SlankShop.
“Sejalan dengan lagu Slank soal solidaritas dan lingkungan. Bagaimana memberdayakan penggemar kami yang tersebar dari Sabang-Merauke mandiri secara ekonomi. Dan menumbuhkan jiwa wirausaha kepada anggota koperasi Slankops,” katanya.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
MenKopUKM Teten Masduki meracik minuman Kopi Potlot secara mandiri. Foto: KemenKopUKM
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com