JAKARTA, jurnal-ina.com – KOMUNITAS bersepeda Gowesser “Lompo Battang As Sepeda” (Lombas) Jabodetabek untuk kesekian kalinya menggelar gowes bersama para anggotanya. Kali ini rute yang dipilih sekitar puluhan kilometer menyisir kawasan Serpong dan sekitarnya di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
“Minggu sebelumnya kami gowes bareng ke daerah Kelapa Gading dan sekitarnya,” kata A.Razak Wawo, Ketua Komunitas Lombas, belum lama ini.
Kegiatan rutin yang digelar tersebut berlangsung mulai pukul 06.30 WIB pagi dihadiri kurang lebih 40 orang. Sebelum gowes dimulai, para anggota komunitas “Lombas” yang merupakan alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) wilayah Jabodetabek sarapan bersama dan mempersiapkan teknis sepeda. Sepanjang perjalanan anggota komunitas sepeda itu beriringan.
“Alhamdulilah kegiatan gowes bareng ini berjalan dengan baik, anggota komunitas sepeda bisa kumpul-kumpul sekalian olahraga. Cuaca juga bagus. Tadi kami sempat berhenti foto-foto. Selesai kegiatan kami makan bersama, lalu lanjut ngobrol santai,” ungkap Razak.
Pria yang biasa disapa “Puang Bro” ini mengatakan tujuan gowes ini adalah ajang untuk kesehatan melalui olahraga dan sekaligus juga merajut silaturahmi antar sesama anggota komunitas. Selain itu, komunitas ini juga mengusung tagline SPG (Silaturrahim, Panganreang (bhs.Makassar artinya makan-makan) dan Gowes)
Di luar kegiatan gowes bareng, lanjutnya, para anggota komunitas Lombas sebenarnya cukup sering melakukan ngopi bersama. Layaknya kumpul biasa bersama teman. “Ke depannya kami ingin bikin kegiatan gowes bareng yang melibatkan beberapa komunitas sepeda lainnya yang ada di Jabotabek,” jelasnya.
Gowes Lombas pada satu event
Menurut Puang Bro, komunitas gowes Lombas ini dibentuk pada tahun 2014 yang anggotanya merupakan alumni Unhas lintas fakultas dan angkatan. Semuanya berbaur menjadi satu sesuai dengan mottonya “Salam Satu Jiwa”. “Kalau sudah masuk anggota komunitas dan aktif gowes bareng, dijamin Insya Allah perut bapak-bapaknya gak besar lagi he he,” ujarnya tersenyum.
Bahkan salahsatu inisiator komunitas gowes Lombas yang biasa disapa “Om Buche” mulai minggu ini berangkat ke Amsterdam untuk memulai aksi gowes mandiri melintasi tiga negara Eropa dengan jarak tempuh sekitar 1.000 km.
Om Buche ini anggota komunitas Lombas yang unik. “Dia satu-satunya yang beri nama sepedanya, La Borro. Di Lombas, julukan Borro itu sebenarnya ditujukan ke Om Buche, bukan sepedanya. Tapi itu julukan dalam konteks canda. Kalau kita gowes, memang kurang rame kalau gak ada dia. Paling banyak bicaranya, paling suka becanda dan posisinya selalu paling belakang sebagai sweaper,” cerita Chalie Achmad Thaha, salahsatu anggota komunitas gowes Lombas.
Dia menambahkan, soal posisi saat gowes itu juga sedikit unik. Anggota komunitas Lombas itu bisa dari fakultas mana saja, tapi yang memimpin di depan dan mengawal di belakang itu alumni Fisip, om Hamka dan om Buche. Om Hamka sebagai RC (Road Captain/Marshal) dan Om Buche sebagai Sweeper/pengatur konvoi. Semua harus tertib dalam barisan. Yang melanggar aturan ini dan suka ugal-ugalan di jalan pasti akan kena sempritan. “Bisa ke SP1 atau langsung dapat sanksi gak boleh ikut gowes selama beberapa minggu. Itu sepenuhnya otoritas Ketua Lombas, Puang Bro he he,” ungkapnya sembari tersenyum.
RUSMAN MADJULEKKA
Ketua Lombas A.Razak alias ‘Puang Bro’ (kiri). Foto: RM
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com