MEDAN, jurnal-ina.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya petani mengkonsolidasikan diri dalam skala ekonomi melalui koperasi karena bisa mendapat nilai tambah dan produktivitas jadi lebih baik.
“Jadi para petani jangan berusaha perorangan dan saling bersaing, tapi harus ada desain model untuk bisnis mereka dan hal ini dapat diwujudkan melalui koperasi,” ujar MenKopUKM Teten Masduki saat melakukan dialog dengan Komunitas Petani Muda, Koperasi, Wirausaha dan UMKM Medan di Kedai Minum Kopi Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/6/2022) malam.
Teten mencontohkan produktivitas kopi Indonesia masih kurang berkembang jika dibandingkan negara lainnya. Padahal, 96% kopi di Indonesia diproduksi di kebun petani.
Selain itu, kopi Indonesia juga memiliki ragam varietas di berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Hal ini pun menjadikan kopi Indonesia paling lengkap di dunia.
“Kita hanya memiliki masalah di bagian produktivitas dan pengolahannya. Ada yang dijemur di pinggir jalan kena debu, ada juga yang dikirimnya dicampur dengan produk lain seperti terasi. Kita harus selesaikan hal ini,” kata menteri.
Dengan hadirnya koperasi, dia yakin permasalahan seperti ini dapat teratasi. Fungsi koperasi juga dapat dijadikan offtaker dari hasil panen petani. Tentu hal ini akan membuat petani tidak lagi kebingungan akan diserap ke mana hasil panennya.
Teten menunjukkan beragam kopi Indonesia
“Koperasi juga harus tampil sebagai offtaker, jadi mereka beli hasil panen petani secara tunai. Petani jadi enggak akan pusing produknya dijual kemana. Petani hanya fokus pelihara pertaniannya saja,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Zubaidah mengatakan bahwa dengan berkoperasi, para petani tidak akan lagi bergantung kepada perusahaan besar. Dia mencontohkan petani sawit jika berkoperasi akan mendapatkan nilai lebih dari Tandan Buah Segar (TBS) sawit mereka.
“Ketika kita memiliki koperasi, harga TBS tidak akan lagi bergantung ke industri. Terlebih ada rencana dari pemerintah untuk membuat pabrik minyak makan merah oleh koperasi. Ini saat yang tepat dan harus kita manfaatkan pengembangan minyak makan merah ini melalui koperasi,” ujar Zubaidah.
Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution menambahkan bahwa sosialisasi tentang manfaat mendirikan koperasi harus terus dilakukan kepada masyarakat secara masif. Pasalnya, masyarakat dikatakan masih belum memahami secara utuh koperasi itu seperti apa.
“Masih banyak masyarakat yang menganggap koperasi itu tidak memiliki manfaat bagi mereka. Jadi harus disosialisasikan koperasi lebih masif lagi. Karena jangan kita lupakan dasar dari koperasi, sehingga masyarakat memahami pentingnya koperasi dibandingkan industri,” kata Bobby.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
“Koperasi juga harus tampil sebagai offtaker, jadi mereka beli hasil panen petani secara tunai,” tuturnya. Foto: KemenKopUKM
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com