JAKARTA, jurnal-ina.com – INDONESIA adalah pasar tontonan olahraga yang luar biasa. Sepakbola, Tinju, Basket, Volly, Automotif merupakan cabang olahraga yang penggilanya bisa menyamakan 20-25 negara Eropa.
Itu sebabnya, saya -maaf ini pendapat pribadi- tidak pernah takut Indonesia dihukum terlalu lama oleh badan-badan dunia. Mereka membutuhkan kita untuk meningkatkan income-nya dari jualan tontonan dan iklan.
Meski demikian, kita tetap harus waspada dan harus selalu pula on the track agar hukuman tidak dijatuhkan.
WBC, WBA, IBF, WBO
Namun sekali ini saya hanya akan membahas selintas tentang badan tinju dunia. Hal ini sekedar untuk kita ketahui saja agar tidak serampangan orang mengaku menjadi juara dunia.
Sebelum masuk ke sana, Indonesia pernah memiliki juara dunia tinju:
1. Elly Pical, Super Flyweight IBF 1985
2. Nico Thomas, minimumweight IBF 1989
3. M. Rachman, minimumweight IBF 2004
4. Chris John Featherweight WBA 2003-13
Dari keempatnya, saya menilai Elly lahir terlalu cepat, sementara Chris John adalah juara dunia terlama. Jadi, jika ada pihak-pihak yang mengaku sebagai juara dunia, pastikan mereka bukan juara dunia.
Ada empat badan tinju dunia: WBC, WBA, IBF dan WBO. Ada dua badan lainnya IBO dan WBF, tetapi masih belum diakui secara masal.
WBC (World Boxing Council) dilahirkan di Meksiko City 14 Februari 1963 oleh 13 negara: Amerika, Argentina, Inggris, Prancis, Meksiko, Panama, Chili, Venezuela, Brazil dan Filipina.
Hingga hari ini anggotanya 161 negara di dunia, mengalahkan bafan tinju lainnya.
WBA (World Boxing Association), sesungguhnya merupakan badan tinju tertua karena didirikan 1921 di Amerika oleh 13 negara yang seluruhnya di benua Amerika. Awalnya bernama Asosiasi Tinju Nasional (NBA), kemudian berubah menjadi WBA sejak 23 Agustus 1962.
Untuk itu, meski lahir lebih dulu, tapi dunia mengakui WBC-lah badan tinju yang menjadi wakil mereka. Itu sebabnya juga dalam urutan resmi WBC selalu disebut lebih dahulu.
IBF (International Boxing Federations) awalnya badan tinju regional USBA (Uinted States Boxing Association) yang membawahi NABF (North American Boxing Federation), tahun 1983, Ketuanya Robert W. ‘Bobby’ Lee Sr, ikut konvensi WBA di Puerto Rico dan kalah dari Gilberto Mendoza Sr.
Kecewa dengan fakta itu, Robert Lee mundur dan mendirikan IBF. Indonesia termasuk negara yang terdepan menerima kehadiran IBF.
WBO (World Boxing Organizatiation)
Perselisihan di WBA, kembali terjadi 1988. Saat itu konvensi terjadi di Isla, Margarita, Venezuela. Meski bukan karena jabatan presiden WBA, tapi para pengurus yang mayoritas pengusaha Puerto Rico dan Republik Dominika merasa dirugikan dengan regulasi yang baru.
Di bawah Ramon Pina Acevedo (Dominika) para pengusaha yang bergerak di bidang tinju melahirkan organisasi baru yang diberi nama WBO.
Masih banyak kisah menariknya, tapi saya hanya akan mengupas sampai pada kejuaraan yang berada di bawah badan-badan tinju itu. Sekali lagi, itu bukan kejuaraan dunia, hingga juaranya tidak bisa disebut juara dunia.
Di bawah badan-badan itu, ada beberapa kejuaran tingkat regional. Salah satu di antaranya WBC Internasional atau WBA Intercontinental, kejuaraan itu sekali lagi bukan kejuaraan dunia. Kejuaraan tersebut hanya 10 ronde.
Sementara itu IBO (International Boxing Organitation) yang resmi berdiri 1988, tetap belum bisa diakui sebagai badan tinju dunia karena hanya sedikit negara yang mengakuinya.
Nah, dengan posisi seperti itu, semoga kita tidak terjebak pada pengakuan-pengakuan sepihak.
MN
Mahfudin Nigara