Teken MoU Dengan PBNU, MenKopUKM Cetak Wirausaha Baru Lewat Pesantren

BANGKALAN, jurnal-ina.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkomitmen mencetak wirausaha baru yang datang dari lingkungan pesantren. Di mana pesantren memiliki potensi sangat besar mendukung perekonomian negara, terutama melalui pengembangan kewirausahaan para santrinya.
Salah satu upaya tersebut diwujudkan dalam penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara KemenKopUKM bersama PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), terkait peningkatan dan pemberdayaan ekonomi umat di kalangan santri. Kesepakatan diadakan pada Harlah NU Ke-99 yang digelar di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan, Madura, Kamis (17/2/2022) malam.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki hadir bersama Menteri BUMN Erick Thohir serta Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Menteri Teten mengatakan, MoU itu sekaligus menjadi langkah nyata implementasi Peraturan Presiden (Perpres) No.2 Tahun 2022 Tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024. Di mana rasio kewirausahaan ditarget tumbuh 3,95% pada 2024. Sementara di negara maju, rasio kewirausahaan sudah mencapai 10-14%.
“Saya diingatkan oleh Gus Yahya, bahwa MoU ini jangan cuma asal teken saja, tapi harus ada bukti. PBNU bilang menargetkan mampu mencetak 10.000 wirausaha baru, justru saya bilang ini sedikit. Jumlah santri yang tersebar di seluruh Indonesia saya rasa, kita bersama bisa mencetak jumlahnya lebih dari itu,” ucap MenKopUKM.
Penciptaan wirausaha baru akan dilakukan melalui pendekatan inkubasi yang programnya sudah ada di KemenKopUKM. Tinggal nanti pembiayaannya bisa disinergikan dengan Kementerian BUMN di bawah pimpinan Erick Thohir.
MenKopUKM dan Ketua PBNU mendatangani naskah kerjasama
“Selain itu ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang jumlahnya kita terus tambah. Perbankan pun diminta menaikkan pembiayaannya ke UMKM hingga 30% di tahun 2024. Bahkan KemenKopUKM juga memiliki LPDB-KUMKM yang bisa membantu pembiayaan dana bergulir lewat koperasi,” ujar Menteri Teten.
KemenKopUKM lanjut dia, diberikan tugas untuk mengembangkan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). Di mana saat ini pihaknya telah melakukan piloting di Koppontren Al-Ittifaq (Jawa Barat), sebagai salah satu koperasi sektor riil pangan yang terhubung dengan modern market.
“Kebutuhan pasokan hingga 56 ton, namun yang baru bisa dipenuhi baru 6 ton. Koppontren ini akan menjadi distributor dari pesantren lainnya tak hanya di Jabar.  Selain itu ada juga Ponpes Sunan Drajat di Lamongan Jatim, memiliki koperasi yang menghubungkan 17 ponpes lainnya di Jatim sebagai contoh jaringan ritel modern,” sebut Teten.
Menurut hasil pemetaan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, pada tahun 2020 dan 2021 terdapat 90,48% dari 11.868 pesantren sudah memiliki unit usaha. Bahkan sebanyak 2,58% pesantren memiliki 3-5 jenis usaha.
“Sinergi dan kolaborasi bisa kita bangun dengan kuat, maka akan mendatangkan dampak yang besar bagi pembangunan perekonomian di Indonesia. Termasuk yang datang dari lingkungan pesantren,” ujarnya.
Tahun 2022 ini, sambung MenKopUKM, kementerian ingin mewujudkan pemulihan transformatif pada UMKM dan Koperasi. Yaitu, pemulihan yang tidak sekadar tumbuh kembali seperti kondisi sebelum pandemi, tetapi sekaligus menyiapkan UMKM dan Koperasi lebih siap menghadapi krisis ataupun perubahan lingkungan di masa-masa akan datang.
Teten Masduki bersama Erick Thohir berbicara untuk menumbuhkan spirit
“Ke depan KemenKopUKM akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan dan fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan. Tentunya keterlibatan santri-santri muda dan alumni pesantren sangat kami harapkan,” imbaunya.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, pihaknya siap mendorong terciptanya wirausaha baru. BUMN dalam hal ini diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengintervensi menuntaskan kesenjangan sosial. Di mana salah satu upayanya dengan memperkuat ekonomi umat, yakni dari pesantren.
“Indonesia ini masyarakat muslimnya terbesar, tapi kita tidak masuk 10 bahkan 5 besar industri halalnya. Untuk itu kami mendorong PBNU menjadi mercusuar kebangkitan ekonomi dengan kerjasama BUMN dan PBNU,” kata Erick.
Sebagai langkah awal, BUMN dan pesantren di bawah NU, mempersiapkan penyediaan komoditas pangan dari pesantren. “Mengingat saat ini kita tahu ada gonjang ganjing soal stabilitas harga pangan. Kami di BUMN punya banyak sektor usaha di pangan sehingga ini sangat bisa disinergikan,” tambah Erick.
Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berharap, kerjasama tak hanya mendorong peningkatan kualitas SDM, tapi juga membangun kemandirian ekonomi pondok pesantren. “Semoga MoU dengan KemenKopUKM membawa keberkahan dan kemaslahatan bagi umat, serta bangsa dan negara,” ujarnya.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
“Tentunya keterlibatan santri-santri muda dan alumni pesantren sangat kami harapkan,” imbau Teten Masduki. Foto: Ali Imron Rasidi

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *