BALI, jurnal-ina.com – Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor paling terpukul akibat dampak pandemi Covid-19. Bali yang memiliki kekuatan ekonomi di sektor pariwisata, menjadi yang terdampak. Ini akibat menurunnya jumlah wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara.
Untuk itu, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong perkuatan kembali sektor pariwisata. Khususnya melalui desa wisata dengan memberdayakan koperasi dan UKM.
“Langkah ini merupakan tindaklanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani Menteri Koperasi dan UKM dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang pengembangan koperasi dan UMKM bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,” ucap Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo pada penandatanganan perjanjian kerjasama antara LPDB-KUMKM dengan Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kuta, Bali, Kamis (3/2/2022).
Di sela-sela acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Penjajakan Potensi Ekonomi Desa Wisata dan Persampahan Melalui Wadah Koperasi itu, Supomo menambahkan bahwa sudah banyak Kementerian/Lembaga menggulirkan aneka programnya agar pariwisata Bali bisa bangkit kembali.
“Kita akui, Bali merupakan pusat unggulan pariwisata Indonesia. Bali juga memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Maka, sangat tepat bila LPDB-KUMKM juga lakukan sesuatu di Bali,” paparnya.
Menurut Supomo, industri pariwisata, khususnya di Bali, memang harus diperkuat karena memiliki banyak impact ke hampir seluruh sendi ekonomi masyarakat. “Ada desa wisata, kuliner, kerajinan khas daerah, toko oleh-oleh yang hampir semuanya dijalankan pelaku koperasi dan UMKM,” imbuh Supomo.
Dia menekankan bahwa dampak besar Covid-19 saat ini harus dijadikan pengalaman dan pelajaran berharga. Dengan begitu, ke depan harus lebih siap dan tangguh mengantisipasi kondisi seperti ini.
“Kita juga menggelar FGD dengan menghadirkan seluruh stakeholder di Bali untuk menjajaki potensi-potensi pengembangan yang bisa dikerjakan secara bersama-sama,” urai Supomo.
MoU yang disekati dengan bukti otentiknya
Selain desa wisata, industri persampahan juga memiliki aspek penting. Ini sejalan dengan topik utama yang diangkat Indonesia dalam Presidensi G20, di mana salah satunya adalah Transisi Energi. Dalam rangka transisi energi, pemerintah berencana akan membuat prototipe atau percontohan, termasuk dalam hal dukungan finansialnya.
Berdasarkan kajian Bappenas, nilai investasi industri daur ulang plastik di Indonesia mencapai Rp20 triliun, dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja sebanyak 100.000 orang. “Hal ini merupakan potensi yang dapat ditangkap oleh koperasi maupun UKM yang bergerak di sektor persampahan,” tegas Supomo.
Alternatif Pembiayaan
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Fajar Hutomo menegaskan bahwa pengembangan Desa Wisata di seluruh Indonesia merupakan program prioritas yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Ada sekitar 244 Desa Wisata yang bakal dikembangkan dan diperkuat melalui aneka program lintas Kementerian/Lembaga. “Karena, potensi Desa Wisata itu sangat besar dan masih bisa untuk dikembangkan. Di sana ada wisata alam, wisata budaya, hingga produk-produk unggulan khas daerah masing-masing,” ungkap Fadjar.
Saat ini, pemerintah pusat tengah menjalankan program fasilitasi akses pembiayaan. Terutama, bagi pelaku usaha pariwisata yang bergerak di masing-masing desa wisata. Dicontohkan seperti program pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan skema pinjaman tanpa jaminan mencapai Rp100 juta.
“Kemudian, kami juga membantu memperluas akses pembiayaan,” imbuh Fadjar.
Kemenparekraf, menurut Fadjar, akan menjamin akses pembiayaan dan penyiapan infrastruktur bagi 244 Desa Wisata di seluruh Indonesia. Untuk itu, daya saing desa wisata perlu ditingkatkan.
“Secara personal pelaku usaha perlu mandiri membangun ekosistem dan terus meningkatkan kredibilitas, supaya layak investasi dan mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga,” tukas Fadjar.
ERWIN TAMBUNAN
Dirut LPDB-KUMKM Supomo saat memasuki satu Desa Wisata di kawasan Bali. Foto: Humas