BANDUNG, jurnal-ina.com – Nama Al Ma’ soem untuk warga Bandung dan Jawa Barat sudah tidak asing lagi. Al Ma’soem adalah merek dagang Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang berlokasi di jl Raya Cikalang, Cileunyi, Bandung.
Menjaga kualitas air yang didapatkan dari reservoir milik Perhutani di Gunung Manglayang, Al Ma’soem digemari masyarakat Jawa Barat, Banten, sebagian Jawa Tengah dan Jabodetabek.
“Awal berdirinya AMDK Al Ma’soem melalui perjalanan panjang. Awalnya distributor Produk AMDK di tahun 1999. Kemudian di tahun 2001 mencoba menjual maklon di tempat lain dan pada akhir 2003 atau awal 2004, kami memiliki Pabrik AMDK sendiri. Tentunya keunggulan tersendiri memahami dan mengelola industri AMDK,” jelas Evan Agustianto Direktur PT Muawanah Al Ma’soem, saat menerima SesKemenKopUKM Arif R Hakim, di Bandung, beberapa hari lalu.
Evan mengatakan, pihaknya menggunakan konsep ekonomi berbagi mendirikan pabrik AMDK. Yaitu dengan menggandeng sejumlah Ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persis, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persatuan Umat Islam (PUI) juga perguruan tinggi seperti UIN Gunung Jati dan Universitas Padjajaran (Unpad).
“Dengan keyakinan usaha ini akan membawa berkah, kami memulainya dari skala UKM dulu di lahan seluas 1.500 meter persegi di Cileunyi yang akhirnya dilakukan pengembangan lahan pabrik menjadi 2 hektar seperti sekarang ini,” ujar Evan.
Dari skala UKM produksi AMDK terus berkembang hingga mencapai 8 juta liter per bulan saat ini dengan variasi kemasan mulai dari 240 mm (gelas) 330 mm, 600 mm, 1.500 mm sampai galon. “Alhamdulillah, AMDK Al Ma’soem juga sudah dicicip Bapak Presiden Jokowi, maupun mantan Wapres pak Jusuf Kalla. Bahkan saat itu sudah masuk minuman resmi Istana Wapres.”
Arif Rahman Hakim menyaksikan proses kerja
Dengan menggabungkan mesin-mesin modern dan padat karya, saat ini jumlah karyawannya mencapai 200 tenaga kerja anak muda yang diambil dari wilayah dan pesantren sekitar pabrik pengemasan. “Saat ini kami bersiap membuka pabrik baru di Majalengka yang nantinya akan memasok AMDK ke Jabar bagian timur dan sebagian Jawa Tengah,” katanya.
Jadi Tempat Magang
SesKemenKopUKM Arif R Hakim mengapresiasi keberhasilan PT Muawanah Al Ma’soem yang mampu berkembang dari skala UKM menjadi usaha besar seperti saat ini. Terbukti dengan omzetnya yang mencapai lebih dari Rp70 miliar.
“Dengan skala usaha yang semakin besar, Al Ma’soem diharapkan memberikan penguatan pada UMKM sekitar sebagai offtaker maupun tempat magang bagi UMKM,” kata Arif.
Dengan demikian, keberadaan Al Mas’oem akan bermanfaat bagi UMKM sekitar untuk ikut berkembang secara beriringan.
Evan menjawab, prinsip ekonomi berbagi yang diterapkan di PT Muawanah Al Ma’soem tidak hanya dalam pendirian pabrik AMDK, namun juga dalam pemasarannya yang melibatkan UMKM sampai Pondok Pesantren (Ponpes). “Dalam hal pemasaran kami menerapkan prinsip keagenan di mana melibatkan Ponpes, masjid maupun UMKM. Tentunya dengan harga yang sangat bersaing agar bisa menikmati berkah dari Al Ma’ soem,” tutur Evan.
Pabrik AMDK Al Ma’soem juga membuka diri terhadap UMKM, Ponpes, remaja Masjid maupun lembaga pendidikan, untuk menjadi tempat magang pembuatan AMDK. “Diharapkan setelah menimba ilmu di sini, mereka yang magang bisa menjadi wirausaha di tempat asalnya.”
Meskipun skalanya UKM namun jika dikelola secara bersama-sama dengan penerapan TI, akan mampu bersaing dengan perusahan besar. “Demikian juga di bisnis AMDK ini. Meski persaingan ketat namun pasar yang ada masih sangat luas dan kami bisa membuktikan itu. Perusahan lokal pribumi dengan konsep ekonomi berbagi mampu bersaing dengan usaha besar,” tegas dia.
SesmenKopUKM memegang air kemasan galon atau produksi paling besar
Evan yang juga Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten ini mengawal kiprahnya menjadi pengusaha AMDK sejak 2004 sampai sekarang. Menjadi pengusaha AMDK, diakuinya mempunyai banyak tantangan, selain juga manfaat yang dirasakan selama menggeluti profesi sebagai pengusaha AMDK/Ketua Aspadin. Selain relasi bertambah, Evan juga sering bertemu dengan orang-orang yang bergerak di sektor yang dia tekuni, sehingga Evan bisa mengetahui positioning perusahaannya, maupun peluang serta tantangan yang dihadapi dalam situasi terkini.
Evan Agustianto mengungkapkan, orang yang paling berjasa dalam kehidupan serta kariernya adalah kedua orang tuanya, serta keluarga tokoh pendiri Ma’soem Group, yakni Alm. Bapak H. Nanang Iskandar Ma’soem dan H. Entang Rosadi Ma’soem.
Penggemar warna putih dan biru ini mengatakan pula, prospek usaha AMDK sampai saat ini masih menjanjikan. Hal ini bisa terlihat dari perusahaan-perusahaan nasional yang bergerak di sektor retail. Mereka melebarkan usahanya ke bidang AMDK. Faktor yang menyebabkan timbulnya persaingan usaha AMDK di Indonesia, didorong oleh jumlah industri yang cukup banyak dan penyebarannya belum merata, serta lebih banyak terpusat di Pulau Jawa.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
“Dengan skala usaha yang semakin besar, Al Ma’soem diharapkan memberikan penguatan pada UMKM sekitar sebagai offtaker maupun tempat magang bagi UMKM,” kata Arif. Foto: Ali Imron Rasidi